Targetkan Investasi Meningkat, Pemprov Bengkulu Dorong Adanya Hilirisasi Sektor Perkebunan
TARGET : Kepala DPMPTSP Provinsi Bengkulu, Supran, SH, MH menyampaikan bahwa Pemprov Bengkulu akan mendorong hilirisasi di sektor perkebunan guna mencapai target investasi Bengkulu meningkat.--GATOT/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu memiliki target investasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) hingga Rp 22 triliun di tahun 2024. Sedangkan target yang ditetapkan pemerintah daerah sebesar Rp7,5 triliun.
Dengan besarnya target yang ditetapkan tersebut, tentunya Pemprov Bengkulu harus bekerja ekstra untuk mencapainya. Terlebih jika berkaca di tahun sebelumnya, target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar Rp17,4 triliun tidak tercapai.
"Target yang dipatok BKPM RI tahun ini luar biasa dari Rp 17,4 triliun tahun kemarin, menjadi Rp22 triliun. Ini jadi tantangan kita bagaimana untuk mencapai angka itu," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, Supran, SH, MH.
Supran memaparkan, untuk mengoptimalkan investasi di Bengkulu pihaknya masih berfokus pada sektor yang sebelumnya seperti kelistrikan, pertambangan, perkebunan dan sektor lainnya.
BACA JUGA:Prediksi Bank Indonesia, Ekonomi Bengkulu Tahun 2024 Tumbuh Positif
"Realisasi investasi itu tidak hanya sektor yang baru saja, yang lama juga dapat berkembang jika ada penambahan modal. Kita akan lihat nanti apakah ada penambahan modal dan peralatan, serta pengambangan. Sehingga dapat menaikkan realisasi investasi," imbuhnya.
Sementara itu untuk sektor baru, Supran menyebut pihaknya mendorong agar adanya hilirisasi di sektor perkebunan. Sebagai contoh pada sektor perkebunan sawit, investasi yang ada tidak hanya komoditas sawit, CPO (crude palm oil), atau cangkang sawit saja, namun adanya pengelolaan hasil turunan komoditas tersebut.
"Pada prinsipnya kita banyak punya banyak potensi. Tapi kita harapkan kedepannya ada hilirisasi di sektor perkebunan, misalnya CPO yang punya potensi besar untuk investasi seperti pendirian pabrik minyak goreng atau turunan lainnya. Ini yang kita harapkan dapat direalisasikan untuk mendongkrak investasi di Bengkulu," sampai Supran.
Selain itu, untuk peluang investor baru yang berinvestasi di Bengkulu, sejauh ini belum ada yang terealisasi. Termasuk beberapa waktu lalu ada rencana investor dari Malaysia dan Korea yang berminat berinvestasi di Bengkulu juga belum ada kejelasan akan realisasinya.
BACA JUGA:Ramadhan dan Idul Fitri, BI Bengkulu Siapkan Uang Tunai Rp 2 Triliun
"Kita tunggu saja, siapa tahu kedepan ada calon investor yang akan masuk ke Provinsi Bengkulu," pungkas Supran.