Pedagang Sayur Musiman di Tengah Hamparan Kebun Teh Kabawetan
PEDAGANG : Warga desa yang tinggal di sekitar kebun teh menjadi pedagang sayuran musiman ketika libur lebaran, lantaran bisa menambah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.--IYUS/RK
Radarkoran.com - Kabupaten Kepahiang merupakan satu di antara daerah di Provinsi Bengkulu yang memiliki potensi wisata alam yang menakjubkan.
Sebut saja potensi wisata di Kabupaten Kepahiang seperti Panorama Kebun Teh Kabawetan, Danau Suro, Curug Embun, Wisata Alam Air Terjun Tirta Mandiri Desa Tangsi Duren, Bukit Hitam, dan para tempat tempat wisata lainnya.
Tidak terkecuali panorama hamparan kebun teh di sepanjang jalan menuju Sengkuang.
Pesona hamparan kebun teh tersebut berlokasi di Kecamatan Kabawetan dan merupakan kebun teh yang dikelola PT Saran Mandi Mukti, yang konon dulunya kebun teh milik kolonial belanda.
Memiliki keeksotisan tersendiri dengan hamparan kebun teh yang luas di kaki Gunung Bukit Kaba, panoramanya dapat menarik banyak wisatawan untuk berwisata di hari libur lebaran 2024.
BACA JUGA:PAI KUA Tebat Karai Bersama Muslimat NU Berbagi dengan Sesama
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kebun teh, ternyata menjadi ladang pendapatan bagi sejumlah warga yang jadi pedagang sayur musiman.
Mayoritas pedagang berjualan khas daerah kabawetan termasuk sayuran segar dan makanan ringan seperti klanting ubi kayu, peyek bayam, dan peyek jipang.
Seorang pedagang sayuran, Miswadi saat dijumpai Radarkoran.com disela-sela berjualan mengatakan, banyaknya wisatawan di area kebun teh menjadi ladang cuan bagi pedagang sayuran segar seperti wortel, sawi, kol, dan jenis sayuran lainnya.
"Karena kebanyakan wisatawan datang dari kota, mereka sangat antusias ketika melihat sayuran yang kami jajakan," katanya, Sabtu 13 April 2024.
Miswadi menyebutkan, dirinya menjual sayuran segar dipanen dari kebun langsung dijajakan kepada pengunjung wisata libur lebaran.
"Kami biasanya menjual sayuran segar dengan harga Rp 10 ribu per ikat atau per kantong, ada juga Rp 20 ribu tergantung jenis sayurannya, tidak dijual per kilo," ujarnya.
Miswadi mengungkapkan, pendapatan yang dirinya peroleh berbeda-beda tergantung harinya, kalau libur lebaran hari ke tiga cukup ramai, hasilnya pun lebih banyak.
"Kalau hari biasa hasil penjualan tidak terlalu banyak karena wisatawan yang hadir tidak banyak, namun pada saat libur lebaran dagangan kami lebih cepat dan banyak yang lakunya, karena jumlah wisatawan sangat banyak," ungkap Miswadi.