IKM Perajin Batik Diwo Pei Teratai di Desa Tanjung Alam Butuh Perhatian Pemerintah

BATIK : Ibu-ibu para perajin batik Industri Kecil Menengah (IKM) Batik Diwo Pei Teratei di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang.--IYUS/RK

Radarkoran.com - Pusat perajin batik ternyata tidak hanya berada di pulau jawa. Kini daerah di luar pulau jawa juga sudah mulai mengembangkan batik, sebagai salah satu identitas wilayah. Bahkan kegiatan membatik sudah dilakoni Industri Kecil Menengah (IKM) di desa-desa.

Seperti halnya di Desa Tanjung Alam Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Kegiatan membantik digeluti IKM dipimpin, Sulismiati. Dia merupakan perajin sekaligus pemilik IKM Batik Diwo Pei Teratei.

Sulismiati menjelaskan, sebagian warga Desa Tanjung Alam tertarik membatik karena dianggap unik dan bisa mendongkrak perekonomian keluarga, serta bisa melestarikan budaya.

"Batik Diwo Desa Tanjung Alam adalah batik tulis, yang dikerjakan secara tradisional, bahannya menggunakan kain, lilin, canting, pewarna, water glash, kompor, soda abu, dan desain motif batiknya oleh tangan," ujar Ketua Kelompok IKM Pei Teratai Batik Tulis Diwo kepada Radarkoran.com, Sabtu 24 Mei 2024.

Menurutnya, batik Kabupaten Kepahiang khususnya perajin batik di Desa Tanjung Alam tidak kalah menarik dengan pembatik di pulau jawa. Mulai dari desain dan kualitas hingga corak khas raflesia, serta corak kabupaten dan tempat tertuang indah oleh goresan perajin batik di media kain.

"Batik tulis dengan batik printing beda, dari segi harga dan penjualan serta keindahannya. Yang dikerjakan perajin di sini batik tulis diwo khas Kepahiang dan Bengkulu," paparnya.

BACA JUGA:50 Pengrajin Batik di Provinsi Bengkulu Mengikuti Sertifikasi Kompetensi Profesi Batik

Saat ini, lanjut Sulismiati menerangkan, IKM Batik Tulis Diwo Pei Teratai dipasarkan melalui reseller maupun galeri pribadi yang ada di rumahnya. Selain itu, dia juga banyak mendapatkan pesanan dari instansi pemerintahan dan pusat perusahaan batik Amarta di Jawa Tengah.

"Untuk harga batik dalam kisaran Rp 125.000 hingga Rp 150.000 per helai. Ada juga yang Rp 250.000 hingga Rp 450.000. Saat ini lagi mempersiapkan pesanan dari Perusahaan Batik Amarta untuk 5 kodi," kata Sulismiati.

Sementara itu, Pembina Kelompok IKM Pei Teratai Batik Tulis Diwo Desa Tanjung Alam, Sultan Bustari menyampaikan, dia berharap pemerintah melalui OPD terkait dapat memberikan pembinaan kepada kelompok ini, memberikan peluang peluang untuk pemasaran yang lebih luas, serta memperkenalkan produk batik IKM Pei Terai Desa Tanjung Alam.

"Kami harap pemerintah daerah melalui dinas perindustrian serta dinas parawisata bisa lebih memperhatikan keberadaan kami para pelaku Industri Kecil Menengah, setidaknya membantu membeli dan menggunakan produk lokal yang ada di daerah," ucap Bustari.

BACA JUGA:Gubernur Rohidin Terbitkan SE Penggunaan Batik Besurek dan Penyajian Pangan Lokal

Dia pun berharap kedepannya, setelah batik diwo asal Desa Tanjung Alam mengantongi sertifikasi batik, Pemerintah Kabupaten Kepahiang dapat memberi perhatian lebih kepada puluhan perajin yang masih bertahan, serta berkontribusi merawat warisan budaya.


"Alhamdulillah, kalau untuk pasarnya tidak terlalu kesulitan, pemesanan sudah ada. Hanya saja kami memerlukan bantuan dari pemerintah berupa sarana dan prasara, termasuk bantuan permodalan untuk para peerajin. Ya bisa melalui kredit usaha dengan suku bunga yang rendah maupun program khusus dari pemerintah daerah," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan