Penangkaran Bunga Bangkai Seluas 3 Hektare di Kepahiang, Bangun Kolam Antisipasi Kemarau

BUNGA : Jalan menuju penangkaran bunga bangkai milik Holidin yang mulai banyak dikunjungi wisatawan yang ingin tahu lebih tentang bunga langka ini.--IYUS/RK

Radarkoran.com - Penangkaran bunga bangkai atau Amorphophallus Gigas di kawasan Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, saat ini masih dalam proses pengerjaan jalan ke lokasi baru, serta pembuatan kolam stok ketersedian air sebelum memasuki musim kemarau. Bunga kibut dalam bahasa daerah ini, memiliki lahan penangkaran seluas 3 hektare. Kawasan penangkarannya berada dekat jalan lintas yang menghubungkan Bengkulu Tengah dengan Kabupaten Kepahiang.

"Area penangkaran bunga kibut di sini luasnya lebih kurang 3 hektar. Sekarang sedang dikerjakan kolam di area lahan paling bawah, ya bisa pelengkap infrastruktur penangkaran dan sekaligus tempat cadangan air," kata Holidin pelaku penangkaran warga Desa Tebat Monok dikunjungi Radarkoran.com, Jumat 28 Juni 2024.

Lahan konservasi ini dikelolanya karena kecintaan dan kepeduliannya terhadap puspa langka, yang disebutnya sebagai Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2). Holidin memaparkan, musim libur sekolah tahun ini, pengunjung sudah mulai banyak yang datang kelokasi penangkaran, tapi sayang untuk saat ini bunga kibut atau bunga bangkai belum ada yang mekar.

"Bunga bangkai yang kami tanam di penangkaran ini berhasil mekar dan masih bisa dinikmati keunikannya apabila lahan dirawat dengan baik," kata Holidin.

BACA JUGA:Ratusan Kuncup Bunga Raflesia Muncul di Rejang Lebong

Selanjutnya Holidin mengungkapkan, tinggi bunga yang mengeluarkan bau busuk itu bisa mencapai 2-3 meter. "Kami perkirakan, ya 2 bulan ke depan ada bunga kibut tumbuh dan mekar, tingginya bunga juga diperkirakan menyusut, di kisaran 1.60 meter, lantaran menghadapi musim kemarau. Dengan adanya kolam, ya diharapkan nanti bisa membantu pertumbuhan bunga kibut," ucapnya.

Dia pun menyampaikan, penangkaran ini bisa dikunjungi oleh masyarakat dan tidak dipungut retribusi, tapi menerima sumbangan sukarela dari pengunjung sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, serta pengembangan puspa langka.

"Kalau saya hanya berorientasi bisnis, lahan 3 hektar pasti ditanami kopi, apa lagi kopi lagi mahal. Ya tapi karena kecintaan saya kepada tumbuhan bunga kibut ini, sekaligus melestarikan tumbuhan langka, saya rela 26 tahun merawat serta menggelutinya dengan ikhlas, memberi edukasi kesetiap pengunjung yang datang," ujarnya.

Holidin menambahkan, saat ini yang sedang ditangkar ada 4 jenis bunga bangkai. Selain jenis Amorphophallus titanum, menangkar jenis Amorphophallus gigas, Amorphophallus variabilis, dan Amorphophallus paenifolius.

"Semoga saja bulan depan yang jenis gigas bisa mulai tumbuh dan mekar, biasanya jenis ini paling tinggi dibanding tiga jenis lainnya dan lebih lama mekar, hingga empat hari," demikian Holidin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan