Meski Mahal Tetap Diminati, Musim Panen Kopi Mebel Jati Kepahiang Laris Manis

PRODUK : Mebel Jati Safana menyediakan produk mebel yang artistik dan tahan lama.--IYUS/RK

Radarkoran.com - Penjualan mebel jati tetap naik, meski hasil produk tersebut terkesan cukup mahal. Bahkan, mebel dengan desain kelasik dari kayu jati diyakini penjualnya tidak akan ditinggalkan konsumen. Bukan tanpa dasar, lantaran hasil mebel jati lebih tahan lama, peminatnya adalah kalangan tertentu yang cukup fanatik pada keunggulan mebel jenis ini.

Mebel jati juga tidak bakal ketinggalan zaman, meskipun industri mebel modern terus berkembang pesat hingga sekarang ini. Produk mebel jati yang ada di pasaran sebagian besar didatangkan dari Jepara asli, tapi bahan baku untuk produk mebel kayu jati tambahan ada juga dari Pasmah.

Penjual sekaligus Pengrajin Mebel Jati Shafana Gallery di Jalan Kelilik UPTD Samsat Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, Jajang Winata menerangkan, sejak awal 2020 penjualan memang mengalami penurunan.

Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi, sehingga daya beli masyarakat turun. Tapi setelah harga kopi tinggi, penjualan hasil mebel jati mulai bergairah lagi, khususnya di Kabupaten Kepahiang.

BACA JUGA:2 Jenis Stek Kopi yang Manjur Diterapkan Petani untuk Meningkatkan Produksi

"Saya optimistis produk mebel jati tidak ditinggalkan konsumen, karena memang mebel bahan jati ini kuat, semua orang meyakini demikian, dan coraknya lain," kata pemilik Shafana Galeri Tebat Monok kepada Radarkoran.com, Selasa 02 Juli 2024.

Pada tahun sebelumnya, penjualan ramai ketika musim nikah serta jelang hari raya. Adapun produk yang diminati, biasanya meja rias, harganya mulai Rp 3.800.000. 

Jika satu set yakni mulai meja rias, lemari dan ranjang mulai Rp 15 jutaan, ada yang Rp 20 jutaan bahkan sampai Rp 35 jutaan. Ya Semakin mahal harganya, maka ukurannya semakin besar dan modelnya makin mewah.

"Kursi tamu bahan jati juga diminati konsumen. Paling murah Rp 6,2 jutaan, sudah termasuk meja," papar Jajang Winata.

Dikatakannya mebel jati mulai trand pada tahun 2000-an. Untuk toko khusus mebel jati di Kepahiang masih sedikit. Sedangkan omset dalam sebulan bisa lebih dari Rp 150 juta, bahkan Rp 250 juta pada musim kopi seperti sekarang.

BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Berikut Jenis-jenis Penyakit pada Tanaman Kopi

"Namun jualan khusus produk mebel jati itu harus sabar, karena tidak setiap hari yang belanja. Tapi alhamdulillah, ada saja pesanan mebel untuk kantor dan yang lain setiap bulannya," ucap Jajang.

Dia pun meyakini mebel bahan jati tetap bertahan atau tidak pernah mati. Mengingat mebel bahan jati ini lebih kokoh, kuat, tahan lama, serta kualitasnya bisa dikatakan terjamin.

Tag
Share