Petani di Kepahiang Keluhkan Harga Cabai Murah
CABAI : Salah satu petani cabai merah di Kabupaten Kepahiang saat memanen cabai dari kebunnya.--SUHAI/RK
Radarkoran.com - Disaat konsumen gembira karena harga cabai merah di pasar turun, sebaliknya justru dirasakan oleh para petani cabai. Para petani cabai mengeluhkan harga cabai merah yang turun dipasaran. Apalagi kondisi ini sudah terjadi sejak satu minggu setelah perayaan hari raya Idul Adha 1445 Hijriah beberapa waktu lalu.
Salah seorang ibu rumah tangga warga Pasar Ujung Kabupaten Kepahiang, yakni Dina mangaku sangat senang lantaran kondisi harga cabai yang turun hingga Rp 40 ribu di Pasar Kepahiang, jika dibandingkan saat lebaran kurban lalu.
"Kemarin harga cabai Rp 30 ribu, kami para emak-emak senang kalau harga cabai turun. Biasanya langsung beli banyak untuk stok kita di rumah. Waktu lebaran haji atau Idul Adha lalu harganya mencapai Rp 70 ribu," tutur Dina, Rabu 03 Juli 2024.
Berbeda dengan konsumen, salah satu petani cabai merah di Kabupaten Kepahiang, Nawan mengaku mengalami kerugian jika harga cabai merah turun di bawah Rp 40 ribu. Menurutnya dengan harga tersebut tidak sebanding dengan biaya operasional pengolahan lahan hingga panen.
BACA JUGA:Petani Tangsi Duren Siapkan Bibit, Mulai Olah Tanah Menanam Cabai dan Tomat
"Pupuk mahal, racun mahal biaya pengolahan lahan cabai juga cukup besar, ya rugilah," keluh Nawan.
Menurut Nawan, harga cabai turun ini dikarena pasokan cabai dari daerah lain membanjiri pasar di Kepahiang. Sehingga membuat pasokan cabai melimpah yang secara otomatis akan mempengaruhi harga di pasaran. Dia berharap agar pemerintah terkait bisa menjaga kestabilan harga cabai sehingga konsumen dan produsen cabai lokal bisa sama-sama diuntungkan.
"Kita berharap antara harga yang kita jual kepada toke lebih dari harga pada saat ini. Karena biaya produksi mahal semua," tukasnya.