Minyak Dunia Naik, Senator Riri Minta Pemerintah Selamatkan Kantong Masyarakat

Anggota DPD RI, Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, dalam pertimbangan terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dalam RAPBN tahun anggaran 2025 lembaganya telah meminta supaya pemerintah mengantisipasi kenaikan har--FOTO/TIM RIRI

Radarkoran.com - Sejumlah media internasional melansir mengenai naiknya harga minyak dunia, Kamis 18 Juli 2024. Kenaikan ini disinyalir dipicu oleh meningkatnya permintaan minyak di Amerika Serikat serta terbatasnya ekspor dari Arab Saudi.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, dalam pertimbangan terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dalam RAPBN tahun anggaran 2025 lembaganya telah meminta supaya pemerintah mengantisipasi hal ini.

"DPD RI sudah meminta pemerintah agar mewaspadai fluktuasi harga minyak mentah dunia dan menyiapkan mitigasi risikonya karena fluktuasi ini dapat memberikan risiko tekanan pada pos biaya subsidi pada APBN," kata Hj Riri Damayanti John Latief.

Lulusan Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, sampai saat ini bahan bakar minyak masih berperan penting dalam perekonomian Indonesia karena sangat dibutuhkan oleh berbagai lapisan masyarakat yang menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

"Sampai saat ini mayoritas orang Indonesia masih butuh bensin. Malah bagi sebagian orang misal orang-orang yang bekerja di angkutan umum, bensin jadi kebutuhan pokok. Jadi kalau harga minyak ini naik, pasti akan berdampak luas di masyarakat," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.

BACA JUGA:Senator Riri Minta Pemerintah Lebih Serius Sejahterakan Petani

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini mengingatkan pemerintah tidak buru-buru mengambil opsi menaikan harga bahan bakar minyak atau melakukan pembatasan terhadap bahan bakar minyak bersubsidi.

"Alhamdulillah kemarin Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah memastikan tidak ada pembatasan pembelian subsidi BBM. Semoga kebijakan mengenai hal ini tidak memberatkan masyarakat," sampai Hj Riri Damayanti John Latief.

Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menambahkan, salah satu opsi yang bisa diambil untuk mengantisipasi tekanan pada pos biaya subsidi pada APBN akibat naiknya harga minyak dunia ini adalah dengan menggunakan lebih banyak produksi minyak mentah dalam negeri untuk diolah menjadi bahan BBM.

"Atau mendorong produksi bahan bakar alternatif. Bengkulu punya banyak bahan bakar alternatif ini. Bahkan sangat beragam mulai dari energi air, panas bumi, matahari, dan lainnya. Intinya jangan sampai kebijakan pemerintah membuat kantong masyarakat jebol," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan