MPLS SMPN 2 Seberang Musi, Fokus Penguatan Karakter
MPLS : Peserta didik baru SMPN 2 Seberang Musi foto bersama kepala sekolah dan dewan guru usai MPLS hari terakhir.--SUHAI/RK
Radarkoran.com - SMPN 2 Seberang Musi Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu memberikan pendidikan karakter pada pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS tahun ajaran baru 2024/2025.
Kepala SMPN 2 Seberang Musi, Supriyono, S.Pd, MM menyampaikan bahwa, pendidikan karakter penting disampaikan di setiap jenjang pendidikan pada saat pelaksanaan MPLS.
Menurutnya, pengetahuan moral yang diberikan sejak dini bisa menjadi usaha dalam membantu siswa menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif. Seperti jujur, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik sekaligus mencegah perilaku negatif, misalnya antikorupsi dan perundungan atau Bullying.
Menurut Supri, sapaan akrabnya, mulai awal MPLS, pihaknya sudah menanamkan nilai-nilai sekolah ramah anak kepada siswa baru. Untuk itu, pihaknya selalu berusaha memberikan pengetahuan yang baik dalam lingkungan sekolah.
BACA JUGA:MPLS SDN 17 Kepahiang Diikuti 47 Peserta Didik Baru
"Kegiatan yang kami selenggarakan seperti Sekolah Ramah Anak (SRA), Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), Pramuka dan lainnya sebagainya harus terintegrasi pada ekstrakurikuler. Hal ini, sudah tercantum di Peraturan Mendikbud Nomor 12 Tahun 2024," ujarnya Sabtu, 20 Juli 2024.
Peraturan Mendikbud tersebut, berisi tentang penerapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang berlaku untuk jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.
Supriyono berharap, SMPN 2 Seberang Musi dalam kurikulumnya bisa menjadi agen perubahan (agent of change). Sebagai sekolah model SSK, pihaknya tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pemahaman sosial yang mendalam pada peserta didiknya.
"Oleh karena itu, kami berharap kegiatan yang dilaksanakan bisa berjalan dengan lancar dan benar-benar dapat membawa perubahan positif, terutama dalam penguatan karakter. Jangan sampai ada krisis akhlak," demikian Supriyono.