Dijadikan Majalah, Hasil Ekpedisi Karya Sastra Lisan Kota Agung Diserahkan Ruang Rupa Metamorfosa

Penyerahan majalah hasil ekpedisi sastra lisan di Desa Kota Agung--RYAN/RK

Radarkoran.com - Hasil ekspedisi budaya Rejang yang dimotori oleh komunitas sastra Kepahiang Provinsi Bengkulu yang bergabung pada Ruang Rupa Metamorfosa tuntas tersusun dalam bentuk Majalah.

Bahkan majalah tersebut sudah mulai diserahkan ke masing-masing desa yang menjadi sasaran ekpedisi yang sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu.

Salah satu desa yang sudah menerima hasil ekspedisi budaya Rejang ini, ialah Desa Kota Agung Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang.

Pembina Ruang Rupa Metamorfosa Kepahiang Ritmha Candra Ariesha mengatakan untuk di Desa Kota Agung sendiri terdapat tiga 

hasil eksedisi sastra lisan suku Rejang Pitak Bediwo. Yaitu Mantra "Mbin Cupik Mai Bioa", yang isinya adalah syair yang diucapkan pada tradisi turun ke air bagi bayi (Mbin Cupik Mai Bioa). Bayi yang baru lahir dianggap suci dan perlu dibersihkan secara fisik dan spiritual.

Kedua Syair dan Mantra "Pejero Sayang" (syarat pelindung rumah), merupakan syair atau mantra sebagai syarat pelindung rumah yang biasanya dilakukan saat upacara mendirikan bumbungan rumah. 

BACA JUGA: Buruan Daftar! Pendaftaran PPPK Tahap 2 Diperpanjang hingga 7 Januari 2025

Terakhir adalah Syair dan Mantra  "COA KAK MADEP TUN" yang isinya adalah syair dan mantra agar berani menghadapi orang banyak baik untuk keperluan emosional ataupun pekerjaan.

"Salah satu hasil karya melalui ekspedisi ini yang sudah diserahkan, yaitu sastra lisan suku Rejang di Desa Kota Agung. Hasilnya sudah kami susun didalam sebuah majalah," ujar Ritmha, Selasa 31 Desember 2024. 

Mewakili seluruh tim ekspedisi, ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas sambutan hangat dan keramahan masyarakat yang telah menjadi sasaran ekpedisi. Yaitu Desa Kota Agung, Limbur Lama, Cinta Mandi, Kelobak, Seberang Musi dan Merigi yang  telah bersedia berbagi ilmu sehingga mereka bisa menghasilkan sebuah karya yang luar biasa ini.

Selama ekspedisi ini,  pihaknya mengaku banyak mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan membuka mata para sastra seni akan sastra lisan serta kekayaan budaya suku Rejang yang dapat digali dan sebarluaskan.

"Kami sangat kagum dengan upaya masyarakat desa dalam melestarikan sastra lisan. Ini adalah bukti nyata bahwa budaya suku Rejang masih dapat hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi," singkatnya. 

Sementara itu, Kades Kota Agung Tasi, mendukung penuh atas ekpedisi yang telah dilakukan oleh tim ekpedisi untuk menggali sastra lisan yang ada di desanya. Dia pun memastikan, hasil karya tersebut, akan disebarluaskan kepada masyarakat desanya, untuk dijaga dan terus dilestarikan.

"Jelas kami sangat mendukung apa yang dlilakukan oleh anak-anak tim ekpedisi ini. Apalagi hasil penelitian sudah dijadikan sebuah majalah yang nantinya bisa kami tunjukan ke anak cucu kami," singkatnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan