Petani Milenial Dusun Kepahiang Tanam Kopi Sistem Pagar

Yogi Ekwinaldo, petani kopi milenial menyiapkan lahan dengan sistem pagar.--SUHAIMI/RK

Radarkoran.com - Untuk meningkatkan produktivitas kopi,  petani milenial di Kabupaten Kepahiang Yogi Taekwondo (35) menerapkan sistem tanam pagar yang sudah lebih dulu dilakukan di daerah lain seperti Lampung Barat.  

Pola tanam pagar ini merupakan metode penanaman kopi yang ditanam secara berjajar dan rapat, dengan jarak tanam 1 meter antara tanaman dalam satu baris dan berjarak 2,5 Meter antara baris lainnya.

Yogi Ekwinaldo menjelaskan, penerapan sistem tanam pagar ini sudah mulai diterapkan ditahun ini. Dan kini masih membuat lahan dengan memakai mulsa. Lahan yang digarapnya dengan sistem pagar ini luasnya sekitar setengah hektare.

"Belum banyak, hanya seluas setengah hektare. Mengingat sistem tanam ini bisa meningkatkan produktivitas buah kopi, maka kami mengajak para petani kopi untuk bisa ikut menerapkan pola tanam yang sama," kata Yogi.

Yogi juga menjelaskan, banyak keuntungan apabila petani dapat menerapkan sistem tanam pagar, yang diantaranya mampu meningkatkan hasil panen antara 4 hingga 5 ton per hektare. 

BACA JUGA:Pembangunan Selesai Saratus Persen, Pemdes Pagar Gunung Gelar MDPj

Meningkatnya hasil panen ini juga karena jumlah populasi tanaman bertambah yaitu dengan hitungan jarak tanam per hektar yang dapat diisi sebanyak 5.000 batang pohon kopi.

"Apabila rata rata produksi 1 kilogram setiap batang maka 5.000 batang mampu menghasilkan 5 ton per hektarenya. Sedangkan untuk pola tanam biasa jarak tanamnya 2 meter x 2,5 meter, maka jumlah populasi tanaman hanya 2.500 batang yang artinya maka cuma menghasilkan 2,5 ton per hektare," ujar Yogi

Untuk itu, selaku petani milenial akan terus mendukung petani kopi di Kepahiang  untuk menerapkan sistem tanam pagar, karena selain dapat meningkatkan produktivitas kopi, celah baris tanaman kopi dapat dimanfaatkan untuk tanaman tumpang sari.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan