Radarkoran.com - Mendikbudristek (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Nadiem Makarim mengungkapkan, transformasi pendidikan dalam payung Merdeka Belajar selama 5 tahun terakhir menjadi kunci meningkatnya kualitas pendidikan Indonesia.
Intervensi menggunakan teknologi oleh guru, kepala sekolah, maupun kepala dinas pendidikan sudah berhasil menyederhanakan proses administrasi, dan membuat semua pihak lebih fokus pada penyelenggaraan pembelajaran yang mengutamakan kebutuhan murid dan membuka peluang pembelajaran yang lebih luas.
"Kami menggunakan teknologi sebagai penyeimbang sistem pendidikan, guna mendorong potensi para penggerak pendidikan, seperti guru, kepala sekolah, dan kepala dinas pendidikan, sehingga dapat berkolaborasi dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada murid," kata Menteri Nadiem beberapa hari yang lalu, dikutip Sabtu 5 Oktober 2024.
Menteri Nadiem menyebut, Kemendikbudristek melakukan transformasi pendidikan melalui pengembangan teknologi, yang dirancang untuk meningkatkan dinamika pembelajaran di ruang kelas. Yakni memindahkan beban administrasi guru dan kepala sekolah ke teknologi, sehingga mereka dapat fokus untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi para murid.
Strategi ini ternyata sejalan dengan inisiatif Gateways yang dicetuskan oleh UNESCO dan UNICEF jadi wadah para negara saling belajar menginspirasi.
Menteri Nadiem menambahkan, di Indonesia, salah satu langkah awal transformasi yang dilakukan membangun tim teknologi Kemendikbudristek bertugas khusus mengembangkan berbagai produk teknologi, guna memformulasikan kebijakan untuk mengakomodasi kebutuhan guru, kepala sekolah, murid hingga mahasiswa.
BACA JUGA:KPK Geledah Rumah Dinas Menteri Desa PDTT, Sita Uang Tunai dan Alat Elektronik
Sementara itu, Gateways Lead UNICEF yakni Frank Van Cappelle menyoroti pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi tantangan pendidikan. Dalam merencanakan sebuah perubahan fundamental pada lanskap kebijakan digital, tentu banyak keputusan berat yang perlu diambil.
Pergeseran paradigma dan mengubah pola pikir penting dilakukan, mengingat kompleksnya persoalan pendidikan, terutama pada negara seluas Indonesia. Teknologi yang dipilih harus menempatkan pengguna sebagai sentral dalam inovasi, sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Kemendikbudristek.
Kemudian Gateways Lead UNESCO, Mark West menambahkan, transformasi pendidikan yang didorong oleh teknologi harus berfokus pada inklusivitas. Ia mengaku terkesima dengan pemilihan kata ‘Merdeka’ yang melambangkan emansipasi pembelajaran dan kemerdekaan berkreasi.
Teknologi dalam pendidikan yang dibangun oleh Kemendikbudristek Indonesia memungkinkan kepala sekolah serta pengajar untuk menggunakan waktunya dengan lebih baik, berinteraksi dan berdiskusi di luar ruang kelas, dan menggunakan data untuk pengambilan keputusan-keputusan strategis.