Kopi dan Lada Mahal, Warga Sosokan Cinta Mandi Keluhkan Jalan Rusak

Selasa 08 Oct 2024 - 18:11 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Candra Hadinata

Radarkoran.com - Meski berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat karena harga kopi dan lada mahal, tapi juga memberikan dampak negatif terhadap proses pembangunan di dalam desa. 

Salah satu dampak negatif ini, dengan naiknya harga kopi dan lada berakibat terhadap naiknya biaya angkut material dan sulitnya pemerintah desa mencari para pekerja di dalam desa. 

Salah satu desa yang mengeluhkan hal ini adalah Kepala Desa (Kades) Sosokan Cinta Mandi Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang, Eko Sudarman Hadi.

 Kepada Radarkoran.com, Kades yang biasa dipanggil Herman ini mengatakan, karena sebagian besar warganya merupakan petani kopi dan lada, saat ini mereka hanya fokus terhadap hasil panen mereka. 

Sedangkan pengojek material yang biasanya setiap tahun menjadi langganan, juga sudah banyak beralih ke angkutan kopi.

Hal ini terjadi, lantaran biaya angkut kopi lebih tinggi dari biaya langsir material yang dianggarkan melalui Dana Desa (DD).

BACA JUGA:Rutin Posyandu, Upaya Pemdes Cinta Mandi Ajak Warga Sadar Kesehatan

"Kami sangat senang harga kopi, serta lada tinggi. Namun ini juga berdampak terhadap proses pembangunan kami. Iya, warga yang biasanya memperoleh penghasilan dari DD dengan ikut bekerja, kini sudah beralih, sehingga kami kesulitan mendapatkan pekerja dari desa," sampai Herman, Selasa 8 Oktober 2024.

Selanjutnya Herman menjelaskan, dengan kondisi demikian pihaknya saat ini diharuskan memutar otak untuk berjalannya proses pembangunan. 

Dikatakan Herman, saat ini pihaknya tengah melakukan pekerjaan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) konstruksi rabat Beton. Jadi, untuk memasukkan material ke lokasi pembangunan membutuhkan kendaraan roda dua. 

"Kami harus putar otak, agar pekerjaan berjalan. Untuk upah langsir dan upah tukang semuanya terpaksa naik dua kali lipat dari harga yang ada di RAB," demikian Herman.

Kategori :