Radarkoran.com - Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit Ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang diketahui telah menyebar di dua wilayah di Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu mengimbau para peternak yang ada di wilayah ini untuk senantiasa memperhatikan kondisi kesehatan hewan peliharaannya.
Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, Drh, Muhammad Syarkawi, MT melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Indah Permatasari, MM mengatakan, penyakit SE disebabkan oleh bakteri dan meningkat seiring dengan perubahan cuaca.
"Menjelang musim hujan ini kerap terjadi peningkatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada hewan ternak. Jadi kami himbau kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan kesehatan ternaknya, terutama kerbau dan sapi yang rentan terinfeksi penyakit SE," ungkap Indah.
Ia menambahkan, saat ini sudah banyak populasi ternak yang ada di Bengkulu Selatan mengalami kematian akibat penyakit Ngorok, sehingga para peternak diminta untuk benar-benar memastikan kesehatan ternaknya agar tidak mengalami kerugian akibat penyakit yang ada.
"Pastikan betul kesehatan ternaknya masing-masing. Kalau ada gejala seperti berbunyi ngorok, kurang nafsu makan menurun, badan lesu , dan ada pembengkakan, maka segera hubungi petugas kesehatan hewan setempat," sampai indah.
Disisi lain, Disnakeswan Provinsi Bengkulu sendiri telah melakukan upaya antisipasi penyebaran penyakit Ngorok dengan pendistribusian vaksin ke daerah yang menjadi kawasan penyebaran penyakit.
"Dinas peternakan provinsi Bengkulu sudah mendistribusikan sekitar 1000 vaksin SE pada kabupaten Bengkulu selatan dan kaur untuk segera dilakukan vaksinasi di areal-areal ternak-ternak yang masih sehat," tutup Indah.
Untuk penyakit ngorok sendiri merupakan penyakit yang tidak menular pada manusia dan daging dari ternak yang terkena penyakit ini pun masih dapat dikonsumsi dengan tata cara dimasak yang sempurna.