Bengkulu Kembali Alami Deflasi 0,09 Persen

Senin 04 Nov 2024 - 08:34 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Kepala Badan Pusat Ststistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME menyebut di bulan Oktober 2024, Bengkulu kembali mengalami penurunan inflasi atau deflasi sebesar 0,09 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Secara agregat, Provinsi Bengkulu mengalami inflasi minus 0,09 persen atau deflasi 0,09 persen. Penurunan angka inflasi ini berarti Bengkulu masih terjadi tren deflasi," kata Win Rizal, pada Minggu, 3 November 2024.

Win rizal menyebut, angka deflasi bulan Oktober relatif lebih kecil jika dibandingkan penurunan inflasi deflasi bulan-bulan sebelumnya yakni di bulan Juli, Agustus dan September yang mengalami deflasi sebesar 0,70 persen, 0,18 persen dan 0,28 persen.

"Deflasi ini relatif kecil, karena memang disatu sisi ada komoditas yang mengalami peningkatan harga dan didi lainnya ada komoditas yang mengalami penurunan harga," imbuhnya.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Oktober 2024, diantaranya cabai merah, bensin, terong, jengkol, kentang, ketimun, popok bayi sekali pakai/diapers, angkutan udara, semangka, dan cabai hijau. 

Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Oktober 2024, yakni daging ayam ras, akademi/perguruan tinggi, bawang merah, tomat, emas perhiasan, mobil, nasi dengan lauk, salak, makanan hewan peliharaan, dan mainan anak.

BACA JUGA:Pendapatan Pajak Lahan Parkir di Kota Bengkulu Menurun, Bapenda Sebut Alasannya

"Masih ada beberapa komoditas lainnya yang andil dalam deflasi maupun inflasi, data detailnya dapat dilihat pada data rilis BPS yang ada di laman BPS Provinsi Bengkulu," sampai Win Rizal.

Sementara itu, pada bulan Oktober 2024, Inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Bengkulu sebesar 1,34 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,39.  Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang andil dalam inflasi y-on-y yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,28 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18 persen, lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,77 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,24 persen.

Kelompok pengeluaran dari kelompok transportasi juga turut andil sebesar 0,24 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,11 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,91 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,54 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,55 persen.

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,70 persen," ujar Win Rizal.

BACA JUGA:BKD Provinsi Bengkulu Umumkan Hasil Administrasi PPPK

Dengan melihat angka deflasi bulan Oktober 2024, Win Rizal berharap angka inflasi di Bengkulu dapat terus menurun, namun jika meningkat, ia meyakini angkanya tidak terlalu tinggi. 

"Dalam lima bulan terakhir kita masih tren deflasi, namun sudah sangat tipis, kita lihat bulan depan apakah terus deflasi atau mulai bergerak ke inflasi. Jika inflasi akan bergerak pada angka yang kecil," tutupnya. 

Kategori :