Radarkoran.com - Setiap 10 November, masyarakat Indonesia memperingati hari pahlawan.
Tujuannya adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Momentum ini tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan pada anak-anak Indonesia seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan kewajiban dan hak.
Namun, masih banyak Pahlawan Nasional yang jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan berbagai sumber, berikut dua Pahlawan Nasional yang jarang diketahui.
Seperti yang diketahui, Indonesia dikenal memiliki begitu banyak pahlawan. Beberapa di antaranya sangat dikenal seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien hingga RA Kartini.
Namun tak sedikit pahlawan yang jarang dikenal publik. Mereka tak kalah berjasa dibanding para pahlawan lainnya.
Nah berikut ini dua di antara banyak Pahlawan Nasional yang jarang diketahui:
1. Marthen Indey
Marthen Indey lahir pada 16 Maret 1912 di Papua. Awalnya, ia bekerja sebagai polisi Belanda di Papua. Namun, kehidupannya berubah setelah ia berinteraksi dengan sejumlah tahanan politik yang diasingkan di Digul, salah satunya adalah Sugoro Atmoprasojo.
BACA JUGA:Hari Pahlawan, Momentum Tumbuhkan Inspirasi dari Semangat Juang untuk Indonesia Maju
Dari pertemuan ini, Marthen mulai menumbuhkan semangat nasionalisme yang mendalam. Tidak hanya merasa terdorong untuk melawan penjajahan, Marthen juga bergabung dengan beberapa rekan seperjuangan untuk merencanakan penangkapan aparat Belanda, meskipun beberapa kali usaha ini gagal. Namun, semangatnya untuk melawan penjajahan tetap berkobar.
Sebagai Kepala Distrik di Arso Yamai dan Waris, Marthen terus menjalin hubungan dengan eks-pejuang Indonesia yang pernah diasingkan di Digul.
Bersama mereka, ia merencanakan pemberontakan besar untuk mengusir Belanda dari Papua. Meski rencananya diketahui, Marthen tidak pernah menyerah.
Pada tahun 1962, Marthen turut serta dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dengan membantu pasukan RPKAD dalam Operasi Trikora. Ia juga menyerahkan Piagam Kota Baru yang menyatakan kesetiaan rakyat Papua kepada Indonesia.
Marthen juga berperan dalam diplomasi internasional, menghadiri perundingan di New York yang menghasilkan pengakuan internasional terhadap Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Akhirnya, wilayah ini bergabung dengan Indonesia pada tahun 1969, yang kemudian dikenal sebagai Irian Jaya.