KEPAHIANG RK - Bunga Bangkai atau dengan nama latinnya Amorphophallus Titanium, mekar sempurna di Taman Konservasi Puspa Langka di Kabupaten Kepahiang yang dikelola Holidin, Ketua Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan (LP2L2). Bunga raksasa ini mekar sempurna bertepatan dengan libur tahun baru 1 Januari 2024, sejak mulai mekar pada Minggu 31 Desember 2023.
Karena itu pulalah, bunga raksasa atau dikenal juga dengan sebutan suweg raksasa ini pun menjadi istimewa, lantaran mekar di kawasan lahan konservasi dan bertepatan dengan waktu libur. Mekarnya bunga raksasa ini bisa dinikmati oleh wisatawan yang berlibur ke Kabupaten Kepahiang, tepatnya di wilayah Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang.
Diungkapkan Holidin, Amorphophallus titanium tersebut mekar dengan tinggi sekitar 2 meter. Dikatakannya, bunga raksasa ini mekar paling rendah selama dari tahun 1998.
"Amorphophallus titanium ini mulai mekar 31 Desember 2023, mekar sempurnanya pada 1 Januari 2024. Sekarang setinggi 200 centimeter dan diprediksi akan meninggi lagi hingga 225 centimeter. Tetapi bunga bangkai yang mekar kali ini merupakan bunga bangkai yang paling rendah selama dari tahun 1998," papar Holidin.
Biasanya, lanjut diterangkan Holidin, bunga raksasa ini ada yang mekar mencapai 317 centimeter sampai dengan 500 meter. Untuk menyaksikan keindahan bunga bangkai mekar sempurna, kata Holidin, tidaklah lama yakni hanya 3 hari saja. Karena setelah itu, kelopak bunga tersebut kembali menguncup.
BACA JUGA:Jangan Ketinggalan, Bunga Rafflesia Kembar Tiga Mekar di Kepahiang
"Kondisi mekarnya memang tidak lama, cuma 3 hari, tapi bukan layu, tapi kelopaknya mekarnya akan menutup atau menguncup kembali. Ya memang singkat untuk bisa melihatnya mekar sempurna. Sebab dari mulai muncul sampai mekar harus menunggu 6 bulan lamanya. Kalau untuk waktu layunya membutuhkan waktu hingga 2 minggu," jelas Holidin.
Dia menambahkan, masyarakat atau wisatawan yang ingin menyaksikan mekarnya bunga raksasa gigas tersebut mekar, dapat datang ke Taman Konservasi yang beralamatkan di jalan raya Desa Tebat Monok. Kalau dari Bengkulu, konservasi tersebut berada sebelum masuk wilayah padat penduduk Desa Tebat Monok. Lahan konservasi ini dikelola oleh Holidin sejak puluhan tahun lalu, karena kecintaannya terhadap puspa langka dan lingkungan.