BENGKULU RK - Dari hasil rapat yang telah dilakukan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu menetapkan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 1 - 30 Januari 2024 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur.
Besaran harga TBS pada periode Januari ini mengalami penurunan dibandingkan periode bulan sebelumnya, dimana pada tingkatan pabrik dengan usia tanam 10 hingga 20 tahun, TBS dihargai Rp2.206,91 perk kilogram (Kg) atau mengalami penurunan dari sebelumnya yang dihargai Rp 2.209,94 per Kg.
Sedangkan untuk TBS sawit yang berusia 5 tahun dihargai Rp2.044 per Kg, sedangkan di usia 25 tahun dihargai sebesar Rp 2.036 per Kg.
Disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pertanian (TPHP) Provinsi Bengkulu, M Rizon, penurunan harga TBS sawit periode Januari lantaran adanya penurunan harga jual dari olahan sawit yakni CPO (Crude Palm Oil) atau minyak nabati.
"Selain itu, juga ada penurunan harga kernel atau biji buah kepala sawit, dan juga cangkang sebagai nilai tambah dari perusahaan yang menjadi sumber data," ungkapnya.
BACA JUGA:Senator Riri: Pemda Perlu Memenuhi Kebutuhan Mengalokasikan Program Prioritas
Untuk diketahui, harga jual rata-rata CPO per November sebesar Rp 11.230 per liter, dan mengalami penurunan di Bulan Desember 2023 menjadi Rp 10.879 per liter. Sementara itu, harga kernel naik dari Rp 5.200 per Kg menjadi Rp 5.621 per Kg, dan cangkang dari Rp 27 per Kg.
Lebih lanjut, walaupun adanya penurunan harga, daftar harga TBS sawit yang ada dinilai standar harga bagi petani (kebun plasma) yang sudah bermitra dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit di Bengkulu.
M. Rizon berharap, dengan adanya kerja sama atau minta antara kelompok tani dengan pihak pabrik kelapa sawit (PKS) yang telah terjalin, harga TBS petani sudah sesuai dengan harga normal dan tidak dipermainkan lagi oleh para tengkulak atau pembeli TBS sawit.
"Melalui kerja sama ini diharapkan kesejahteraan kelompok tani kelapa sawit di daerah makin meningkat," ujar Rizon.