Tutup Tahun 2023, Inflasi Kota Bengkulu Turun

Rabu 03 Jan 2024 - 19:30 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Erwin Abendi

BENGKULU RK - Menutup tahun 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat pada bulan Desember 2023, inflasi year on year (y-o-y) Kota Bengkulu sebesar 3,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 116,68. Sedangkan inflasi month to month (m-t-m),  mengalami inflasi sebesar 0,24 persen dan tingkat inflasi year to date (y-t-d) Desember 2023 sebesar 3,09 persen.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME memaparkan, tingkat inflasi dari tahun ke tahun (y-o-y) Kota Bengkulu sebesar 3,09 persen, lebih rendah dari bulan Desember 2022 yang sebesar 5,92 persen. Juga laju inflasi tahun kalender Desember 2023 sebesar 3,09 persen lebih rendah dari bulan Desember 2022 dengan laju inflasi sebesar 5,92 persen.

"Sedangkan inflasi bulan Desember 2023 sebesar 0,24 persen, sedikit lebih tinggi dari bulan Desember 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,23 persen," ungkap Win Rizal. 

Inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,22 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,47 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,99 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,11 persen. 

Juga adanya kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan sebesar 2,60 persen, kelompok transportasi sebesar 2,90 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,58 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar2,27 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,19 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,02 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,66 persen.

Sedangkan komoditas yang turut memberikan andil inflasi tahun ke tahun di kota Bengkulu yakni beras, rokok kretek filter, cabai merah, angkutan udara, mobil, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, pemeliharaan/ service, rokok putih, dan sepeda motor.

BACA JUGA:Inflasi Terus Naik, Senator Riri: Harus Diwaspadai dan Dimitigasi

"Dan komoditas pengendali besarnya inflasi tahunan karena adanya penurunan harga daging ayam ras, minyak goreng, ikan dencis, besi beton, seng, jengkol, bawang merah, udang basah, ikan kape-kape, dan ikan gebur," imbuh Win Rizal. 

Sementara itu, jika dilihat dari sisi inflasi bulanan, komoditas yang menyumbang angka inflasi antara lain: beras, bawang merah, emas perhiasan, angkutan udara, air kemasan, gula pasir, rokok kretek filter, ikan dencis, sabun cair/cuci piring, dan ikan nila.

Sementara pengendali besarnya inflasi dipengaruhi dengan turunnya harga komoditas cabai merah, minyak goreng, daging sapi, daging ayam ras, celana panjang jeans wanita, pengharum cucian/pelembut, ikan kakap merah, terong, obat gosok, dan shampo.

Lebih lanjut, selama tahun 2023 dari 11 kelompok pengeluaran, semuanya memberikan andil yang positif terhadap inflasi dengan besaran masing-masing kelompok yaitu pada kelompok makan, minuman dan tembakau sebesar 1,69 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,15 persen.

Lalu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, kelompok transportasi sebesar 0,53 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,04 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,17 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,15 persen. 

Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik di 90 kota di Indonesia, untuk inflasi tahun ke tahun (y-o-y) semua kota mengalami inflasi.

Inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,08 persen dengan IHK sebesar 120,82 sedang terendah terjadi di Bandung sebesar 0,63 persen dengan IHK sebesar 116,16. "Dari 90 kota yang mengalami inflasi, kota Bengkulu berada di peringkat ke 27, dengan inflasi y-o-y sebesar 3,09 dan IHK sebesar 116,68," sampai Win Rizal. 

Sedangkan jika dilihat dari tingkat inflasi bulanan (m-t-m), dari 90 kota yang dipantau di Indonesia, sebanyak 85 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar 1,64 persen dengan IHK sebesar 117,18 dan inflasi terendah sebesar 0,02 persen terjadi di Bandar Lampung dengan IHK sebesar 118,66.

Kategori :