Radarkoran.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bengkulu Tengah, Supriyanto, S.Pd, MM mempertanyakan kapan pelaksanaan program makan bergizi gratis atau MBG dimulai di daerah ini. Supriyanto mempertanyakan realisasi program makan bergizi gratis yang awalnya sudah dijadwalkan dimulai Januari 2025 ini. Namun kenyataannya hingga saat ini program tersebut belum juga terlaksana.
"Kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah daerah supaya menanyakan kesiapan program ini. Isu soal realisasinya bukan hanya tanggung jawab pusat, saat ini sudah ada gambaran penanggung jawab masing - masing, termasuk kerja sama dengan BUMDes di lapangan," sampai Supriyanto, Kamis 9 Januari 2024.
Kepala SMPN 1 Bengkulu Tengah juga juga berharap, pemerintah segera merealisasikan program ini supaya berjalan optimal tanpa kritik dari masyarakat. "Program ini sangat membantu siswa-siswi, tidak terkecuali di Bengkulu Tengah dalam memenuhi kebutuhan gizi mereka serta mendukung proses belajar," jelas Supriyanto.
Lebih lanjut dikatakan Supriyanto, pertanyaan kapan program makan bergizi gratis dimulai, bukan tanpa dasar, sebab belum tampak tanda-tanda program pemerintah pusat itu dapat direalisasikan di Kabupaten Bengkulu Tengah khususnya.
BACA JUGA:Kadis PMD Bengkulu Tengah: Ketahanan Pangan Tidak Boleh Sapi, Ayam atapun Ikan
"Bagaimana kesiapannya? Apakah anggarannya sudah ada ataupun kesiapan yang lainnya. Ya tentunya kami berharap segala yang berkaitan kelancarannya (Program makan bergizi gratis, red) telah disiapkan. Sehingga harapan kita dapat segera direalisasikan. Dan pada pelaksanaannya nanti tidak mendapatkan kritik-kritik karena kekurangan dari program ini," ujarnya.
Ia menambahkan, tentunya program makan bergizi gratis bagi pelajar ini akan sangat dinanti. Sebab itulah PGRI bertanya kapan akan direalisasikan, serta sudah sejauh mana persiapan untuk pelaksanaannya.
"Program ini akan sangat membantu dan menjadi sangat berarti untuk pelajar kedepannya. Tentu program ini sangat dinantikan pelajar. Program ini sangat membantu dalam pemenuhan asupan gizi. Jadi seharusnya bukan hanya PGRI yang menyoroti sejauh mana kesiapan realisasi program ini, tapi semua pihak," demikian Supriyanto.