BENGKULU RK - Pemerintah Provinsi Bengkulu sebelumnya telah mendorong untuk membuka rute penerbangan internasional untuk kegiatan umrah dari Bengkulu langsung ke Arab Saudi baik Madinah maupun Mekkah di tahun 2023 lalu.
Namun rute penerbangan yang direncanakan mulai beroperasi Oktober 2023 tersebut harus tertunda dan kembali ditargetkan pada Januari 2024.
Hanya saja rencana penerbangan umrah langsung dari Bengkulu-Arab Saudi tersebut kembali gagal direalisasikan walaupun sebelumnya sudah ada kesepakatan dari rapat yang telah dilakukan Pemprov Bengkulu bersama stakeholder terkait seperti Angkasa Pura Kantor Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, pihak keimigrasian, hingga para penyedia pendamping ibadah umrah.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Dr.H. Intihan, S.Ag, MH menjelaskan kembali tertundanya penerbangan Bengkulu langsung ke Arab Saudi lantaran adanya kendala dari pihak maskapai penerbangan, khususnya untuk penyediaan armada pesawat terbang untuk mengangkut para jamaah umrah.
"Dari awal direncanakan maskapainya dari Lion untuk menyediakan pesawat ke Arab Saudi, tapi karena ada insiden beberapa waktu terakhir untuk pesawat yang direncanakan seri Max (Boeng 373 Max), dan pesawat seri yang sama harus ditarik, sehingga pesawat yang digunakan untuk mengangkut penumpang ke Arab Saudi kurang. Maka untuk sementara di pending dulu sampai kesiapan berikutnya," ungkap Intihan saat diwawancarai usai menghadiri rapat tindak lanjut penerbangan Provinsi Bengkulu ke Arab Saudi di Kantor Gubernur, Senin 8 Januari 2024.
BACA JUGA:Gubernur Dukung KDEKS Kelola Aset Pemprov
Intihan menyebut, jika melihat dari kesiapan pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk mengakomodir fasilitas penerbangan langsung ke Arab Saudi sudah optimal. Seperti halnya penyediaan ruang tunggu VIP, mesin x-rey yang mengikuti ketentuan kelas penerbangan internasional.
"Dari Angkasa Pura juga sudah siap, termasuk dari pihak travel umroh. Ada sekitar 33 travel umrah yang siap," imbuh Intihan.
Jika penerbangan langsung ke Arab Saudi tersebut dapat terealisasi sesuai rencana sebelumnya, ada satu kali penerbangan selama jangka waktu dua minggu sekali dengan kapasitas sekitar 200 orang. Namun dengan kondisi yang ada, maka penerbangan tersebut harus ditunda dan kegiatan umrah akan mengikuti ketentuan travel umrah melalui bandara alternatif provinsi lainnya.
"Karena kepastian belum ada, maka penerbangan umrah bisa melalui Jakarta, Medan atau bandara lainya sesuai dengan travel umrah yang ada, koneksinya ke bandara mana," sampainya.
Lebih lanjut, untuk kepastian kapan penerbangan umrah langsung dari Bengkulu ke Arab Saudi tersebut, Intihan belum bisa memastikan secara pasti. Namun dirinya berharap dapat segera diwujudkan. Hal ini mengingat banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh jika penerbangan umrah langsung dari Bengkulu ke Arab Saudi.
"Yang pasti biayanya akan lebih murah, karena ada pemangkasan jarak dan waktu," singkatnya.