Inflasi Bengkulu Meningkat, Segini Jumlahnya

Infografis inflasi Bengkulu per November 2025--Ist/RK

Radarkoran.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat bahwa Provinsi Bengkulu pada periode November 2025 mengalami peningkatan angka inflasi dengan kenaikan mencapai 2,68 persen year-on-year (yoy) dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 108,36. Ini berarti bahwa harga barang dan jasa di Bengkulu naik sebesar 2,68 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2024.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME menjelaskan bahwa kenaikan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau (6,94 persen), pakaian dan alas kaki (1,03 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,64 persen).

"Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada November 2025 (yoy) antara lain cabai merah, emas perhiasan, Sigaret Kretek Mesin (SKM), daging ayam ras, dan santan segar," kata Win Rizal.

Disisi lain, ada juga beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti komoditas tomat, bawang putih, jeruk, dan kentang. 

BACA JUGA:Pastikan Kualitas Rehab, Wagub Mian Sidak RSUD M. Yunus

"Komoditas ini memberikan andil deflasi, sehingga dapat membantu menekan laju inflasi," tambah Win Rizal.

Selain angka inflasi tahunan yang mengalami kenaikan, secara keseluruhan, baik bulanan (m-to-m) maupun tahun kalender (y-to-d), Bengkulu mengalami kenaikan angka inflasi. 

"Tingkat inflasi bulanan di Bengkulu pada November 2025 sebesar 0,04 persen dan tahun kalender atau Januari sampai November sebesar 2,33 persen," sampai Win Rizal. 

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Bengkulu pada November 2025 antara lain tren harga emas di pasar internasional, perkembangan harga ikan, harga beras, harga kelapa sawit, harga BBM, dan harga komoditas hortikultura.

"Harga emas secara nasional naik karena di pasar tradisional trennya naik. Sedangkan harga ikan naik akibat kondisi cuaca buruk yang membuat hasil tangkapan nelayan turun," ujar Win Rizal.

Adanya peningkatan persentase inflasi ini berarti bahwa daya beli mereka menurun. Namun, pemerintah dan pihak terkait lainnya terus memantau situasi dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini juga memang rutin dilakukan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 

Masyarakat Bengkulu sendiri diharapkan dapat memahami situasi inflasi dan mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasinya, seperti tidak berbelanja berlebihan, mengatur anggaran dan mencari alternatif produk yang lebih terjangkau.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan