Radarkoran.com- ATK tak dibayar DPRD Kepahiang, Toko Pabelan alami kerugian Rp 1 miliar lebih. Pemilik toko Pabelan yang menjual Alat Tulis Kantor (ATK) mengaku mengalami kerugian hingga Rp 1 miliar lebih. Kerugian yang dialaminya tersebut, lantaran orderan DPRD Kepahiang sepanjang Tahun Anggaran (TA) 2024 tak kunjung dilakukan pembayaran. Bahkan, sejak tahun 2024 lalu sudah sering melakukan penagihan dan hingga tahun 2025 ini, tapi sayangnya belum ada realisasi pembayaran yang dilakukan.
Pemilik Toko Pabelan Kelurahan Dusun Kepahiang, Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Efri mengaku, sepanjang tahun 2024 lalu DPRD Kepahiang melakukan pengambilan barang untuk kebutuhan sekretariat DPRD Kepahiang kepada dirinya. Dengan kerjasama yang telah terjalin tersebut, apapun kebutuhan DPRD Kepahiang melakukan pengambilan barang di toko miliknya, hingga nominalnya mencapai ratusan juta.
"Untuk total barang yang sudah order atau sudah diambil sepanjang tahun 2024, keseluruhannya sudah mencapai Rp 378 juta," ungkapnya.
Dijelaskan Efri, memang awalnya barang atau ATK yang diambil DPRD Kepahiang sepanjang tahun 2024 nilainya Rp 378 juta. Hanya saja, jika dalam hitungan bisnis, kerugian yang dialaminya tidak hanya sampai di situ saja. Lantaran, dengan belum adanya pembayaran yang dilakukan, ia harus mengeluarkan uang kembali untuk membayar kepada suplayer.
BACA JUGA:PC Muhammadiyah Kepahiang Safari Ramadan ke Tebat Karai
Parahnya lagi, buntut dari ATK yang tak dibayar tersebut, ia terpaksa harus menjual sejumlah aset miliknya bahkan melakukan pinjaman uang dalam jumlah besar kepada pihak perbankan.
"Sekarang jika dikalkulasikan, total kerugian yang saya alami mencapai Rp 1 miliar lebih," paparnya.
Ia juga menyampaikan, kerja sama antara dirinya dan DPRD Kepahiang ini, sudah berjalan jauh sebelum tahun 2024. Tapi, sepanjang itu semua orderan tetap berhasil dilunasi oleh pihak yang bertanggung jawab.
"Tapi untuk orderan barang tahun 2024, sama sekali tidak dibayar. Kalau bukan saya pilih untuk stop pada bulan September, saya yakin kerugian yang saya alami jauh lebih besar dari ini," pungkasnya.