Radarkoran.com - Di tengah melimpahnya gabah saat ini lantaran petani memasuki masa panen. Petani di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah menghadapi penurunan harga jual gabah yang merosot hingga Rp 5.000 per Kilogram. Kondisi yang ada ini membuat petani mengeluh karena terdampak dengan harga gabah yang tidak stabil.
Menanggapi kondisi yang ada ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Bengkulu Tengah mengarahkan petani menjual gabah ke Bulog.
Kepala DKPP Kabupaten Bengkulu Tengah, Helmi Yuliandri, SP, MT juga menyampaikan penjelasan serta solusi menghadapi kondisi ini. Dia mengungkapkan bahwa penurunan harga gabah terjadi lantaran melimpahnya pasokan.
"Walaupun harga di lapangan atau harga di pasaran saat ini turun hingga Rp 5.000 per Kilogram, namun pihak Bulog masih menerima gabah dengan harga yang lebih tinggi, yakni Rp 6.500 per Kilogram. Karena itu, kami mengarahkan petani di Kabupaten Bengkulu Tengah bisa memanfaatkan kesempatan ini," kata Helmi Yuliandri.
Dia juga menambahkan, panen raya yang serentak menyebabkan jumlah gabah melimpah, karena itu berdampak terhadap harga ikut turun. Tapi harga ini dinilai tidak turun terlalu drastis, terlebih Bulog masih menerima gabah dengan harga normal.
BACA JUGA:Dukung Program Bupati, DPRD Benteng Usulkan Nama-nama Ruas Jalan
"Jadi, kami mendorong petani menjual gabahnya ke pihak Bulog. Tapi dengan catatan, kadar air gabah harus memenuhi standar yakni kisaran 15 persen," papar Helmi Yuliandri.
Lebih lanjut Helmi Yuliandri menerangkan, pihaknya akan terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga gabah dan kualitas hasil pertanian. Menurutnya kualitas gabah yang baik dan kadar air yang tepat, dapat menarik banyak pembeli, meski pasar terkadang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan waktu panen yang melimpah.
"Kalau upaya kami dalam hal menjaga kestabilan harga adalah memastikan kualitas gabah yang dihasilkan oleh petani adalah yang terbaik. Ya, jika kualitas gabah bagus, pasti banyak peminatnya. Sebaliknya kalau kualitas gabahnya tidak baik, siapa yang mau beli. Jikapun ada yang beli, tentu harganya rendah," demikian Helmi Yuliandri.