Radarkepahiang.bacakoran.co - Sarafal Anam adalah salah satu kesenian dan budaya di Indonesia, tak terkecuali di masyarakat suku lembak Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, khususnya masyarakat di Desa Suro Lembak Kecamatan Ujan Mas.
Kesenian sarafal anam disuguhkan seperti mengiramakan sebuah lagu. Tetapi lagu yang digunakan bernuansa Islami dan berisi puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Mengenai hal ini, Kades Suro Lembak, Amrullah mengatakan, adat dan budaya ini diperkirakan masuk ke suku lembak sekitar tahun 1500-an, bersamaan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Provinsi Bengkulu. Sarafal anam adalah adat dan budaya yang bernafaskan Islami serta tidak terlepas dari syariat Islam.
Menurut Kades Amrullah, sarafal anam ini adalah kearifan lokal suku Lembak yang mendiami wilayah Kecamatan Ujan Mas. Kesenian sarafal anam masih dilakukan sampai saat ini. Terutama masyarakat asli suku lembak di Suro Lembak dan sekitarnya.
BACA JUGA:Lomba Warna-warni Ramadan Ceria 2024 Berjalan Sukses, Ini Nama-nama Pemenangnya
"Dalam latihan sarafal anam, kita masyarakat suku lembak menggunakan rebana berukuran besar. Rebana itu dari kulit sapi dan kambing, untuk ditabuh saat mengiringi dan melafaskan pujian-pujian untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW," paparnya Kades Amrullah, Kamis 07 Maret 2024.
Dia menerangkan, pada bagian dalam rabana, itu ada lilitan rotan yang melingkar mengikuti bentuk rebana. Fungsinya, untuk menambahkan efek nyaring ketika rebana di tabuh. Biasanya kesenian sarafal anam dilakukan secara berdiri ataupun sambil duduk.
"Kegiatan saat ditabuhnya alat rebana sarafal anam ketika acara perkawinan, penyambutan tamu, berzanji marhaban, maulid nabi dan kegiatan bernafas keagamaan lainya," jelasnya.
BACA JUGA:26 KPM, Desa Sinar Gunung Calon Penerima BLT-DD TA 2024
Sarapal anam kini juga sebagai salah satu menyalurkan hobi, selain melestarikan budaya suku lembak serta menciptakan adat istiadat yang lebih kepada nilai-nilai agama dan budaya.