Bayi Lahir Tanpa Anus di RSUD Kepahiang, Sudah 4 Hari tapi Tidak Diketahui Nakes, Hingga Akhirnya Meninggal

Selasa 19 Mar 2024 - 21:08 WIB
Reporter : Epran Antoni
Editor : Candra Hadinata

rusak sehingga tidak bisa untuk ke WC. 

Hingga Sabtu sore, belum juga diketahui bahwa banyinya lahir tanpa anus. Sementara infus istrinya sudah dilepas Nakes. Dengan kondisi pelayanan yang didapat dari Nakes yang betugas, Fredo merasa seakan-akan diusir karena dirinya merasa istrinya terlalu dipaksanakan untuk disuruh pulang ke rumah. "Sekira pukul 17.00 WIB Sabtu sore, istri dan bayi saya yang baru berusia satu malam, akhirnya saya bawa pulang ke rumah. Lantaran kami disarankan pulang, walaupun istri dan anak saya baru semalam menjalani perawatan usai operasi caesar," tambah Fedo. 

Tiba di rumah, sambung Fedo, keluarganya seperti keluarga pada umumnya, merasa bahagia dengan kehadiran anggota keluarga baru. Mengenai bayinya  tidak ada anus, saat itu keluarganya sama sekali belum mengetahuinya, sebab yakin dan percaya dengan ingormasi yang diberikan Nakes ketika di RSUD Kepahiang. 

"Tidak ada kecurigaan, saya menjalankan aktivitas seperti biasa. Memang bayi kami ini tidak pernah buang air besar, hanya kencing saja. Kami tidak pula melakukan pengecekan, lantaran yakin dengan Nakes yang menginformasikan bahwa bayi kami dalam kondisi normal dan sehat," papar Fedo. 

Selanjutnya pada Senin 18 Maret 2024 setelah berbuka puasa, menurut Fredo, dia istirahat di teras rumah. Tiba-tiba anaknya yang paling tua memanggil dan memintanya melihat kondisi adiknya (Bayi, red). Setelah masuk ke rumah, diketahui jika bayinya sudah lemas dan pucat. Fredo dan istrinya langsung memutuskan untuk pergi ke RSUD Kepahiang lagi, untuk memeriksa dan mengobati bayi mereka.

"Sampai di IGD RSUD Kepahiang, anaknya langsung diberikan pelayanan oleh Nakes, diberi infus dan oksigen. Ya saya menyaksikan pengecekan anak saya oleh Nakes, setelah dilihat ternyata tidak ada lubang anusnya. Bahkan Nakes di IGD menyayangkan pelayanan dari oknum Nakes yang memastikan bahwa bayinya sehat dan normal usai operasi caesar," jelas Fedo.

BACA JUGA:Dapat Izin KLHK, 9 Ribu Hektare HL di Kepahiang Ditetapkan jadi Perhutanan Sosial

Setelah mengetahui kondisi yang ada, pihak RSUD Kepahiang langsung menyarankan untuk dirujuk ke RS yang ada di Kota Bengkulu. Tapi takdir berkata lain, sebelum berangkat ke Bengkulu setelah mendapatkan rujukan, bayi malang tersebut meninggal dunia kisaran pukul 23.30 WIB. 

Terkait kejadian yang menimpa keluarganya, Fredo meminta pertanggungjawaban dari RSUD Kepahiang atas kelalaian yang dilakukan oknum Nakes yang memastikan kondisi anaknya lahir dalam keadaan sehat dan normal. 

"Saya minta pertanggungjawaban dari Nakes RSUD Kepahiang yang bertugas saat itu. Karena akibat kelalaiannya, anak saya meninggal dunia. Selain itu, saya berharap musibah seperti ini hanya menimpa saya, tidak terulang lagi, jangan sampai ke depan terjadi pada orang tua yang lainnya. Sedih, yang punya anak pasti bisa merasakannya," demikian Fedo. 

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Kepahiang, dr. Febi Nursanda menjelaskan, pasien yang operasi caesar di RSUD Kepahiang dirawat sampai pasien sembuh. Dia menuturkan, biasanya hari ketiga sudah bisa pulang. Berkaitan dengan bayi yang baru lahir, biasanya dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Apabila ditemukan masalah terhadap bayi yang baru lahir, biasanya tetap berada di ruangan bayi. Sebaliknya, apabila bayi sehat tanpa kendala, dirawat bersama dengan ibunya. 

"Terkait dengan kondisi bayi yang diinformasikan, akan saya pastikan dulu informasinya," singkat, Febi ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Selasa 19 Maret 2014.

Kategori :