Radarkoran.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Bengkulu, mendorong petani untuk menerapkan praktek budi daya kelapa sawit yang berkelanjutan atau sustainability.
Ketua GAPKI Provinsi Bengkulu, Wiwin Kurniawan menyatakan dorongan penerapan praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan terus bergulir. Bahkan penerapannya tidak berhenti tingkat pelaku usaha besar, melainkan berlanjut hingga tingkat petani.
Pada tingkat petani, program sawit rakyat (PSR) atau replanting sawit menjadi salah satu langkah dan program yang mendukung adanya perkebunan sawit yang berkelanjutan.
"Sebenarnya PSR ini sudah berjalan, cuma memang belum begitu maksimal. Jadi kita akan berkoordinasi juga dengan pemerintah daerah dan GAPKI pusat, karena dalam hal ini kan semua melalui BPDPKS (Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit). Jadi kita akan mengoptimalkan bagaimana program dari pemerintah pusat ini bisa berjalan khususnya di Bengkulu," tutur Wiwin pada Rabu 03 Juli 2024.
BACA JUGA:Pengurus GAPKI Bengkulu Periode 2024-2029 Dilantik, Ini Pesan Gubernur
Lebih lanjut disampaikan Wiwin, keberadaan GAPKI bertujuan untuk memajukan perkebunan kelapa sawit yang ada di seluruh provinsi Indonesia dengan mencakup para pelaku usaha sawit di dalamnya. Dan saat ini sudah ada kurang lebih 15 cabang GAPKI dari Provinsi Aceh sampai dengan Papua.
"Jadi kita bersinergi bagaimana cara mengoptimalkan, karena produk kelapa sawit ini adalah produk unggulan Indonesia dan Bengkulu juga salah satu mayoritas yang juga banyak petani sawit. Dengan adanya GAPKI ini kita bisa bersinergi dan membuat perkebunan sawit yang bisa berkelanjutan," imbuh Wiwin.
Ia menyebut, GAPKI Provinsi Bengkulu selain bersinergi dengan pemerintah daerah juga menjalankan program-program yang sudah ditentukan oleh pemerintah pusat.
"Semua itu kita ikutin dengan harapan untuk produk sawit ini bisa lebih baik lagi kedepan. Ini merupakan salah satu program PSR yang sudah di canangkan oleh pemerintah pusat. Kita sangat mendukung peningkatan perekonomian daerah, karena masyarakat Indonesia kan sudah banyak menopang hidup di kebun sawit, jadi harapan kita perkebunan sawit ini bisa dapat berlanjut," paparnya.
Lebih lanjut, di Provinsi Bengkulu sendiri keanggotaan GAPKI sudah ada 13 pelaku usaha yang tergabung dari total sekitar 52 pelaku usaha kelapa sawit. Dan kedepannya dengan mengharapkan dukungan pemerintah daerah di Bengkulu GAPKI mendorong seluruh pelaku usaha sawit di Bengkulu dapat tergabung ke GAPKI.
Wiwin kembali menyebutkan, jika seluruh pelaku usaha sawit tergabung menjadi satu, maka akan memudahkan pemerintah daerah dalam menjalankan kebijakan.
BACA JUGA:Pemprov Akan Optimalkan PAB Untuk Tingkatkan PAD
"Jika seluruh perusahaan kelapa sawit yang ada di provinsi Bengkulu ini bisa bergabung di dalam GAPKI, kita bisa berbuat banyak, terutama koordinasi dan kombinasi antara perusahaan dengan visi misi pemerintahan itu bisa kita jalankan bersama-sama. Jadi harapan kita semua itu bisa terhimpun dalam GAPKI," tutupnya.