Radarkoran.com - Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan tanggal dimulainya tahun Baru Islam, atau 1 Muharram 1446 H.
Ini penting karena sebagian besar muslim akan melaksanakan sejumlah ibadah sunnah.
Penentuan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriyah memiliki beberapa keuntungan yang berdampak pada aspek kehidupan umat muslim.
Penentuan 1 Muharram sebagai awal tahun Hijriyah dan peringatan yang terkait dengan tanggal ini memberikan keuntungan dalam hal pengaturan waktu, memahami sejarah Islam, memperdalam ibadah, memperkuat identitas keagamaan, dan meningkatkan kesatuan umat Muslim secara global.
Wakil Ketua I Bidang Majelis Tabligh, Tarjih, Tajdid dan Lembaga Dakwah Komunitas PDM Kepahiang, Malito Junizon, M.Pd menyampaikan, Muhammadiyah menetapkan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Landasan penetapan ini mengacu pada Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang menggantikan metode hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal.
BACA JUGA:Sambut Tahun Baru Islam, Pemkab Lebong akan Gelar Pawai 1 Muharam
"Berdasarkan kriteria KHGT, kondisi ini sudah memenuhi syarat untuk menetapkan awal bulan Muharram 1446 H yang jatuh pada Ahad, 7 Juli 2024," demikian keterangan yang disampaikan Wakil Ketua I PDM Kepahiang Kepada Radarkoran.com, Jumat 05 Juli 2024.
Bulan ini termasuk dalam daftar Bulan Haram bersama dengan Zulqaidah, Zulhijah, dan Rajab.
Hal di atas berdasarkan atas pemahaman dari QS. At-Taubah ayat 36, di mana Allah berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus".
Setelah mengetahui awal Muharram, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan amalan-amalan di bulan Muharram. Berikut ini adalah amalan dan puasa Muharram yang dianjurkan dilakukan pada bulan Muharram.
Menurut Ustaz Malito Junizon, Nabi Muhammad SAW menganjurkan pada umatnya agar melakukan ibadah puasa pada bulan Muharram. Berdasarkan hadis diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa (sunah) yang paling utama setelah (puasa) di bulan Ramadan adalah (puasa) pada bulan Allah yang al-Muharram (puasa Asyura), dan salat sunah yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Hadist di atas menunjukkan bahwa puasa sunnah yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadan adalah puasa sunat pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan puasa Asyura. Terdapat dua keutamaan puasa Asyura pada bulan Muharram, di antaranya:
Pertama, puasa Asyura merupakan salah satu dari empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW. Berdasarkan hadist:
"Dari Hafshah ia berkata ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW, yaitu puasa Asyura tanggal sepuluh dan puasa tiga hari setiap bulan serta salat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Ahmad dan an-Nasai).
BACA JUGA:Persiapan, Kelurahan Tangsi Rapat Sambut 1 Muharam 1446 H