Kedua, puasa Asyura mempunyai keutamaan dapat menghapus dosa tahun yang lalu. Berdasarkan hadis dari Qatadah ra.
Ia berkata, Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, beliau menjawab, Puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang. Dan beliau ditanya lagi tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab, Puasa Asyura dapat menghapus dosa yang lalu”. (HR. al-Jama’ah, kecuali al-Bukhari dan at-Tirmidzi).
Namun, sebelum melaksanakan puasa Asyura, disunahkan untuk melaksanakan puasa Tasua. Berdasarkan hadist. “Ia (Ibnu Abbas berkata) Rasulullah saw bersabda Seandainya aku (Rasulullah) masih hidup sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan”. (HR Ibnu Majah).
Meski Nabi Saw telah berniat untuk melakukan puasa pada hari kesembilan, namun Rasulullah Saw belum sempat melaksanakannya karena telah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Dapat disimpulkan bahwa puasa Asyura sebaiknya dilaksanakan setelah puasa Tasu’a, karena Nabi Muhammad SAW melakukan puasa Asyura pada tanggal kesepuluh dan beliau juga berniat untuk berpuasa pada tanggal kesembilan. Menurut Ustaz Malito ini adalah pendapat atau cara yang paling kuat.