Radarkoran.com - Deri Saputra (26) warga Kelurahan Tebat Karai Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu ditemukan tewas dengan cara mengenaskan berupa gantung diri, Minggu 18 Agustus 2024 kisaran 15.10 WIB. Korban yang nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri tersebut memilih saat kondisi sepi. Pasalnya kedua orang tuanya ketika itu tengah berada di kebun.
Korban yang merupakan warga Tebat Karai Kepahiang tersebut pertama kali ditemukan oleh kedua orang tuanya saat pulang dari kebun. Betapa terkejutnya kedua orang tua, lantaran melihat korban sudah tergantung dan dalam kondisi yang sudah meninggal dunia.
Dugaan sementara korban yang tewas atau meninggal dunia dengan cara gantung diri, lantaran depresi. Karena informasi yang didapat, jika korban tengah menjalani pengobatan alternatif atau obat kampung.
Kapolres Kepahiang Polda Bengkulu AKBP. Eko Munarianto, S.IK melalui Kapolsek Tebat Karai, Ipda. Alex Chandra Winata, MH mengatakan, sebelum ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri pagi harinya, Minggu 18 Agustus 2024 kisaran pukul 07.00 WIB kedua orang tuanya pergi ke kebun. Selanjutnya, kisaran pukul 15.00 WIB kedua orang tuanya pulang dari kebun dan akan masuk ke rumah.
BACA JUGA:Kontingen Fowarnas Bengkulu di Berangkatkan ke Kalimantan Selatan
"Saat pulang ke rumah, kondisi rumah tertutup. Sempat dipanggil tapi korban tidak memberikan sautan. Hingga akhirnya, orang tuanya melalui pintu belakang berusaha masuk. Lantaran tidak ada sautan sehingga pintu bagian belakang rumah di dobrak," sampai Kapolsek, Alek.
Saat di dobrak hingga pintu terbuka. Ketika itulah orang tuanya melihat kondisi korban sudah tergantung dan sudah meninggal dunia. Melihat sang anak yang sudah tergantung, hingga akhirnya memanggil warga sekitar dan korban diturunkan. Sejauh inipula pihak korban menerima atas musibah yang dihadapi dan membuat surat pernyataan penolakan untuk dilakukan autopsi.
"Melihat sang anak dalam kondisi tergantung, orang tuanya memanggil warga lainnya dan menurunkan korban. Pihak keluarga menerima dan membuat surat pernyataan penolakan dilakukan autopsi," papar Kapolsek Alek.
Terkait penyebab korban nekad mengakhiri hidup dengan gantung diri, lanjut Alek, belum diketahui pasti. Hanya saja dari keterangan yang didapat, korban ini sebelumnya memang mengalami sakit. Selain itu, korban juga tengah menjalani pengobatan kampung atau pengobatan alternatif. Dari rubuh korban juga tidak ditemukan tanda - tanda kekerasan termasuk juga dalam Hp korban tidak ditemukan kecurigaan.
BACA JUGA:Beli Rp 69 Juta, Bandar Sabu Asal Sumsel Untung Rp 18 Juta
"Korban ini kemungkinan depresi, tapi apa penyebab depresi tersebut belum kita ketahui. Karena informasi dari pihak keluarga, korban juga tengah menjalani pengobatan kampung atau pengobatan alternatif," demikian Kapolsek, Alek.