Sebelumnya diberitakan, potensi gempa megathrust di Indonesia sangat besar. Hanya saja memang sejauh ini belum diketahui pasti, kapan potensi gempa megathrust akan terjadi.
Prediksi terjadinya gempa megthurst, berdasarkan analisis terhadap zona seismik gap di beberapa wilayah penting. Seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun.
Potensi gempa Megathrust Selat Sunda bisa memicu terjadinya gempa dengan kekuatan yang cukup besar hingga mencapai 8,9 magnitudo.
Ini disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono belum lama ini. Disebutkan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu terjadinya gempa besar dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
BACA JUGA:Rutin Minum Kopi Hitam Tanpa Gula, Ini 10 Manfaatnya
"Gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikatakan 'tinggal menunggu waktu'. Karena kedua wilayah, hingga sekarang sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," sebut Daryono dalam keterangan resminya.
Bahkan jika benar terjadi maka akan mirip dengan yang terjadi di Jepang baru-baru ini. Pada 8 Agustus 2024, gempa berkekuatan 7,1 magnitudo mengguncang Jepang. Sehingga berkaitan dengan gempa megathrust hanya tinggal menunggu waktu, menjadi pengingat serius bagi Indonesia jika ancaman gempa benar-benar terjadi.
Berkaitan dengan gempa megathrust hanya tinggal menunggu waktu, BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan persiapan dalam menghadapi potensi bencana ini. Sejauh ini pula, BMKG telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Salah satu yang dilakukan berupa pengembangan dan peningkatan sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
Tujuannya, supaya Sistem InaTEWS untuk melakukan proses monitoring, prosesing, dan diseminasi informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang lebih cepat dan akurat.
BACA JUGA:Rutin Minum Kopi Hitam Tanpa Gula, Ini 10 Manfaatnya
Selain itu, langkah lainnya yang juga dilakukan BMKG, terus secara berkesinambungan dalam memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada masyarakat. Termasuk kepada pihak-pihak terkait. Seperti pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan dan bandara pantai, dan masih banyak lagi.
"Persiapan - persiapan sudah dilakukan. Sensor-sensor sistem InaTEWS di berbagai titik strategis dapat segera meyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia. Sensor juga akan memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara realtime," pungkas Daryono.
Sekadar informasi, Gempa megathrust merupakan gempa bumi yang sangat besar, terjadi di zona subduksi. Ini terjadi lantaran, aktivitas tektonik di zona subduksi, di mana lempeng samudera menunjam di bawah lempeng benua itulah yang menjadi penyebab utama dari gempa megathrust.
Proses penunjaman ini mengakumulasi energi selama bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun. Saat batuan tidak mampu lagi menahan tekanan, energi tersebut dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi besar.
BACA JUGA:Kamu yang rutin minum kopi campur madu, akan merasakan manfaat seperti mencegah impotensi.
Indonesia sendiri dikelilingi oleh 13 zona megathrust yang berpotensi memicu gempa besar. Zona-zona ini terbentuk akibat pertemuan lempeng-lempeng tektonik besar, seperti Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.