Bank Indonesia Dorong Keterhubungan UMKM dengan Perbankan
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana--GATOT/RK
Radarkoran.com - Keberadaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat menentukan daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, penting sekali untuk memastikan keberadaan pelaku UMKM terus tumbuh dan berkelanjutan.
Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu mendorong adanya keterhubungan/kerjasama antara pelaku UMKM dengan pihak perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
Kerjasama ini sebagai salah satu upaya untuk membuat para pelaku UMKM dapat memiliki modal jelas dalam mendukung usahanya disaat situasi ekonomi yang sedang mengalami kontraksi atau ketidakstabilan.
"Seharusnya kita secara rutin buat bisnis matching yang menghubungkan antara UMKM dengan perbankan atau lembaga pembiayaan," ungkap Wahyu.
Ia menambahkan, kedua pihak sebenarnya saling membutuhkan dan mendukung, dimana pihak perbankkan yang menginput dana pihak ketiga untuk mendukung pendapatan perbankkan melalui kredit. Sedangkan para pelaku UMKM juga membutuhkan pendanaan untuk mendukung usahanyanya.
"Keduanya saling membutuhkan sebenarnya, jadi harus bisa berkolaborasi," imbuhnya.
Wahyu menuturkan, pihaknya akan melihat hal-hal yang menjadi kendala keterhubungan pelaku UMKM dengan perbankkan yang ada di wilayah Bengkulu, sehingga bisa dicarikan jalan keluarnya dengan baik diantara kedua belah pihak.
BACA JUGA:Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu Dorong Program Inovasi Pengendalian Inflasi
"Nanti kita coba lihat, ada beberapa hal mungkin terkait kredit yang kesulitan bayar atau ada kebutuhan lain, ini bisa saja tidak perlu melunasi dulu dan bisa jadi malah ditambah agar usahanya berjalan. Jadi nanti coba kita lihat," tuturnya.
Dalam sektor UMKM, Wahyu menyebut pelemahan daya beli masyarakat menjadi salah satu kendala yang kerap terjadi. Namun ia menilai dengan tingkat inflasi hingga suplai dan demand, kondisi daya beli di Bengkulu masih dalam kondisi bagus dan masih bertumbuh.
"Jadi kita nggak terlalu khawatir, indikatornya itu dari inflasi," singkatnya.