Petani Kabawetan Kembangkan Perkebunan Stroberi jadi Agrowisata

KEMBANGKAN : Petani di wilayah Kecamatan Kabawetan kembangkan perkebunan stroberi jadi agrowisata.--YUS/RK

Radarkoran.com - Seorang petani bernama Rudi di Desa Sidomakmur Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, mengembangkan perkebunan stroberi menjadi pariwisata berbasis agrowisata. 

"Stroberi adalah salah satu komoditas tanaman holtikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah Kecamatan Kabawetan, karena memiliki kondisi iklim yang sangat mendukung," kata Rudi warga Sidomakmur kepada Radarkoran.com Minggu 10 November 2024.

Semberi menyeping cabang stroberi dikebun miliknya, Rudi menuturkan, dirinya mengembangkan kebun stroberi sejak tahun 2018 dan kemudian membuka kebun itu menjadi tempat wisata pada tahun 2021.

"Pengunjung waktu itu sangat banyak, namun kami harus tutup karena fokus kerja di perkebunan teh. Kami harus lakukan perbaikan di kebun lagi, karena tidak ada yang merawat," ucap Rudi.

Jumlah pengunjung saat itu, kata dia, bisa mencapai puluhan orang setiap harinya.

Ia mengatakan, hingga saat ini kebun stroberinya baru seluas setengah hektare lebih dengan jumlah seribu pohon yang siap panen.

"Awalnya hanya gunung yang dipenuhi rumput, kemudian kami sekeluarga fokus menjadikannya kebun stroberi, dan sekarang terus mengembangkan penanaman lagi," paparnya.

BACA JUGA: Harga Murah, Petani Cabai Kepahiang Mengeluh

Ia juga menjelaskan, bahwa pengembangan kebun stroberi tersebut dilakukan karena adanya permintaan dari pengunjung yang dulu pernah ke kebunnya, terlebih kunjungan wisata ke Kabawetan berapa tahun terakhir cukup ramai.

Menurut dia, setiap hari produksi buah stroberi di kebun miliknya mencapai 20 sampai 30 pack per hari. Sedangkan di waktu musimnya akan meningkat hingga 100 pack per hari. Namun karena saat ini curah hujan tinggi, menjadi kendala pada pertumbuhan buah, karena kadar airnya cukup tinggi dan buah banyak yang gugur.

"Untuk enam pack sama dengan satu Kilogram buah stroberi, dan kami jual per pack dengan harga Rp 20 ribu saja," ujarnya.

Rudi mengaku hingga saat ini dia belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan pelanggan, karena hasil buah stroberi yang terus berkurang akibat cuaca.

Dalam waktu dekat, sambung Rudi, dirinya berencana membuka kembali wisata berbasis agrowisata di kebun stroberinya dengan lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung, yang saat ini masih dilakukan pembenahan.

"Kami sedang melakukan perbaikan dan pembenahan. Kalau sudah siap, maka akan dibuka kembali untuk para wisata, karena peminat buah stroberi yang berkunjung ke Kabupaten Kepahiang cukup banyak," pungkas Rudi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan