Soal TPT di Kepahiang, Kabid Bina Marga PUPR Provinsi: Ada Pekerjaan Lanjutan Tahap II
PEMBUATAN : Proyek pekerjaan pembuatan TPT atau Tembok Penahan Tanah di Desa Kelilik oleh Dinas PUPR Provinsi Bengkulu.--RYAN/RK
Radarkoran.com - Terkait pekerjaan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dengan menggunakan bronjong, yang diduga pekerjaan mandek lantaran sudah hampir 1 bulan tidak lagi dikerjakan, meskipun dari kasat mata pekerjaan tersebut jauh sekali dari kata rampung.
Kabar terbaru dari Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga PUPR Provinsi Bengkulu, Yasir ST, kepada Radarkoran.com mengungkapkan bahwa pekerjaan proyek tersebut sudah rampung 100 persen. Namun 100 persen menurut Yasir, adalah pekerjaan untuk tahap I dengan anggaran hampir dari setengah miliar.
"Oh, itu pekerjaan memang sebatas itu saja (Kondisi saat ini), anggaran Rp 400 juta lebih itu, untuk pekerjaan tahap satu saja. Nanti akan ada pekerjaan lanjutannya atau tahap II," kata Yasir saat memberikan hak jawabnya melalui sambungan telepon, Rabu 13 November 2024.
Disinggung kapan proyek tersebut akan dilanjutakan, Yasir mengatakan bahwa, sekarang pihaknya sedang melakukan proses pengajuan dana tambahan di APBD-P Provinsi Bengkulu TA 2024.
Sebab menurutnya, dengan anggaran tahap satu ini, tidak mencukupi seluruh pekerjaan pembuatan TPT tersebut.
Selanjutnya kepada Radarkoran.com, Yasir memastikan pekerjaan tersebut akan dilanjutkan penghujung tahun 2024 ini.
"Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan pembuatan TPT itu, tidak cukup dengan anggaran tahap satu ini. Untuk itu, saat ini kami tengah berproses untuk mendapatkan dana tambahan untuk melanjutkan pekerjaan. Besaran dana yang kami ajukan di APBDP Provinsi, bekisar lebih kurang Rp 700 Juta," terang Yasir.
BACA JUGA:Pidsus 'Lirik' Proyek TPT Dinas PUPR Provinsi di Kepahiang
Di sisi lain, salah seorang pelaksana pekerja pada proyek tersebut saat dikonfirmasi Radarkoran.com mengungkapkan, pihaknya akan memulai pekerjaan pada minggu depan. Sebab menurutnya, anggaran pekerjaan proyek tersebut saat ini belum cair.
"Minggu depan kita mulai kerja lagi, untuk alat-alat seperti beronjong sudah kami beli dari Jakarta langsung. Saat ini kami berhenti bekerja, menunggu pencairan dana terlebih dahulu," singkatnya.
Terpisah, salah seorang warga Desa Kelilik yang tidak mau disebutkan namanya menyayangkan pekerjaan proyek tersebut, jika memang dikerjakan secara bertahap. Bukan tanpa alasan, untuk kelanjutan pembuatan TPT tersebut saat ini bisa dikatakan belum jelas. Padahal, kondisi jalan sudah sangat darurat, ditambah saat ini Kabupaten Kepahiang hampir setiap harinya diguyur hujan. Bukan tidak mungkin, badan jalan akan kembali longsor.
"Kalau longsor kembali terjadi, tentu pekerjaan mereka ini akan sia-sia, padahal ini merupakan uang negara. Pekerjaannya juga tidak terlalu berat, sebagai orang awam, material yang digunakan hanya dua macam, yaitu kawan bronjong dan batu kali saja," sesalnya.
Sekedar mengulas, berdasarkan pantauan langsung Radarkoran.com pada Senin 11 November 2024, tidak nampak satupun pekerja yang seharusnya masih melakukan pekerjaan, mengingat proses pekerjaan tersebut diperkirakan masih sekitar 50 persen saja.
Di lokasi, nampak tertera papan proyek yang bertuliskan Pekerjaan Pembangunan Pengaman Badan Jalan Ruas Jalan Tebat Monok-Simpang Waim, lalu sebagai kontraktor pelaksana dari CV. Menara Baja Project.