Bank Indonesia Optimis Inflasi 2024 Lebih Rendah
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha--GATOT/RK
Radarkoran.com - Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu optimis angka inflasi di wilayah Bengkulu di penghujung tahun 2024 masih kecil, sehingga angka inflasi tahunan jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha mengatakan, dengan melihat kondisi deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, pihaknya optimis angka inflasi Bengkulu lebih baik dibanding 2023 yang lalu.
"Kita optimis kondisi inflasi tahun ini sesuai dengan sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen," kata Dhita.
Lebih jauh, Dhita juga menyampaikan apresiasi dna terimakasih kepada semua pihak yang membantu Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu dalam mengendalikan inflasi di Provinsi Bengkulu sesuai dengan target inflasi nasional.
"Dan kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan investasi," imbuhnya.
Selain inflasi, Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu juga memproyeksikan pada tahun depan tahun 2025 mendatang, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi dan juga inflasi akan tetap terkendali pada sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen.
Optimisme pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 mendatang tentunya berada di atas pertumbuhan ekonomi tahun 2024 yakni diatas 4,7 persen.
BACA JUGA:Dilakukan Berjenjang, Masyarakat Diminta Bersabar untuk Hasil Rekapitulasi Hasil Pilkada
"Pertumbuhan ekonomi tahun depan yang pastinya kita masih berada pada range di atas pertumbuhan ekonomi tahun 2024, yaitu diatas 4,7 persen, namun mungkin tidak sampai 5 persen," sampai Dhita.
Lebih lanjut, Dhita juga memaparkan berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 mendatang, seperti tantangan ekonomi global dimana dinamika ekonomi global masih belum bisa ada kepastian karena ada beberapa perang dan terkait pertingkaian di beberapa negara.
Lalu tantangan lainnya, terkait dengan iklim di mana la nina diperkirakan masih berdampak hingga triwulan 1 tahun 2025.
"Ini yang menjadi tantangan dari sisi perekonomian global maupun dari sisi iklim atau cuaca," papar Dhita.
Lebih jauh dikatakan Dhita, dalam beberapa bulan terakhir telah terjadi Deflasi yang menunjukkan jika upaya pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya dalam mengendalikan harga komoditas berhasil dilakukan.
"Untuk itu, di tahun ini kita optimis inflasi akan sesuai dengan sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen," tutup Dhita.