Angin Kencang! Hasil Panen Menurun, Atap Rumah di Kabawetan Rusak

RUSAK : Atap rumah produksi pengolahan kopi di Desa Bandung Jaya Rusak diterjang angin kencang.--YUS/RK
Radarkoran.com - Petani sayur di Desa Bandung Jaya Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, mengaku rugi akibat cuaca ekstrem yang terjadi di daerah ini.
Cuaca ekstrem menyebabkan hasil panen menurun dibandingkan biasanya.
"Panen sayur kali ini mengalami penurunan akibat cuaca ekstrem yang terjadi seminggu terakhir. Membuat tanaman sayur saya rusak sehingga hasil panen mengalami penurunan," kata Nopri petani sayur di Kecamatan Kabawetan kepada Radarkoran.com, Kamis 5 Desember 2024.
Dia menjelaskan, cuaca buruk ini membuat tanaman sayurnya roboh dan rontok. Selain itu, cuaca buruk menyebabkan sebagian besar buah sayur busuk di batang. "Panen kali ini saya mengalami kerugian, walaupun tidak terlalu besar, tapi mengurangi pendapatan saya. Selain itu hujan deras yang disertai angin kencang merobohkan batang penyanggah tanaman, sehingga tanaman ambruk dan rontok," jelasnya.
Cuaca ektrem yang terjadi di Kabawetan membuat sejumlah petani mengeluh, pasalnya sebagian besar hasil panen sayur mengalami penurunan, akibatnya petani mengalami kerugian.
Hujan disertai angin kerap terjadi di wilayah ini, lantaran berada di wilayah pegunungan. Bahkan tanaman seperti tomat, cabai, dan buncis ambruk akibat diterjang angin kecang.
BACA JUGA:Cuaca Eksrem, BPBD Kepahiang Gelar KIE, Ini Tujuannya
"Penurunan hasil panen sayur rata-rata mencapai 25 persen, sebab seperempat dari sayuran yang dipanen tersebut rusak dan tidak dapat dijual sehingga terpaksa dibuang," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bandung Jaya, Suwandi mengatakan, angin kencang yang melanda kawasan desanya sekira pukul 11.30 WIB mengakibatkan rumah pengolahan kopi milik UMKM Sumber Hayati Sengkuang kopi 76, dan atap rumah warga berserakan terbang terbawa angin.
"Sekira menjelang siang itu, hujan turun deras disertai angin kencang, atap rumah warga disapu angin, ada kerusakan tapi tidak terlalu parah," ujar Kades
Suwandi, Kamis 5 Desember 2024.
Akibat, angin kencang disertai hujan yang melanda Kabawetan, petani kopi juga disebut mengalami dampaknya.
"Saat ini petani kopi tidak dapat menjemur kopi. Akibatnya, kopi banyak yang berjamur membuat kualitas kopi rusak dan tidak bisa produksi," ujarnya.
Di sisi lain, Kades Suwandi menyebutkan, permintaan pasar kopi saat ini cenderung meningkat. Cuaca hujan justru meningkatkan konsumsi kopi di tengah masyarakat.