6 Pernyataan Gus Miftah Mundur dari Utusan Presiden hingga Soal Gaji

Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.--FOTO/TANGKAPAN LAYAR

"Dan yang membuat saya meneteskan air mata adalah saya belum bisa menjadi apa yang menjadi ekspektasinya Bapak Prabowo," ujar Miftah.

3. Sudah Bicara dengan Mayor Teddy

Gus Miftah pun mengaku sudah menyampaikan ini kepada Seskab Mayor Teddy. Gus Miftah menyebut Mayor Teddy tidak dalam rangka menyuruh atau menolak. 

"Saya belum berkomunikasi dengan beliau (Presiden Prabowo), karena sekali lagi saya sampaikan tidak ada tekanan dari siapa pun, tidak ada permintaan dari siapa pun, tapi saya sudah berkomunikasi dengan Pak Seskab," kata Gus Miftah saat konferensi pers.

Dia menyebut Mayor Teddy menyerahkan segala keputusan kepadanya. "Pak Seskab hanya menjawab 'keputusan ada di Gus, kembali ke keyakinan dan hati nurani Gus Miftah', beliau tidak dalam rangka menyuruh atau menolak, semalam itu, semalam," ucapnya.

4. Ngaku Belum Terima Gaji-Rumdin

Miftah menyampaikan sudah lebih dari sebulan dirinya menjadi pejabat negara. Namun, ia mengaku belum menerima gaji dari negara.

 "Saya dianggap menjadi pejabat baru satu bulan setengah, artinya sampai hari ini pun saya belum menerima gaji dari negara," ujar Miftah.

Miftah mengatakan belum menggunakan fasilitas negara, termasuk rumah dinas. Dia menyebut yang melekat pada tubuhnya merupakan milik pribadi.

"Alhamdulillah saya belum menggunakan fasilitas negara, termasuk rumah dinas. Apa yang melekat dalam diri saya itu sudah ada jauh hari, termasuk tadi yang njenengan (Anda) sampaikan, jam tangan, artinya itu bukan fasilitas negara tapi barang negara yang alhamdulillah Allah berikan pada saya," ucapnya.

BACA JUGA:Diagnosis Kelainan Otak dengan Teknologi DSA, Ini Keunggulannya

5. Janji Hati-hati Pilih Diksi Saat Dakwah

Miftah mengaku tidak akan mengubah gaya dakwahnya. Namun, ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memilih diksi.

"Secara prinsip semua orang punya gaya dakwah masing-masing. Punya karakter masing-masing. Karakter itu tetap akan saya pertahankan, cuma dengan pemilihan kata dan diksi yang mungkin lebih berhati-hati," kata Miftah.

Miftah mengaku kurang menyadari posisinya saat ini, yang banyak dikenal orang. Oleh karena itu, Miftah selanjutnya akan memilih diksi atau kalimat yang lebih santun, meskipun karakter dakwahnya tetap sama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan