Jauh Dari target, Produksi Padi di Bengkulu Masih Rendah
Produksi Padi di Bengkulu Tidak Tercapai--GATOT/RK
Radarkoran.com - Dinas tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu menyebut jumlah produksi padi di wilayah ini baru mencapai angka 20.538 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Jumlah produksi tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan target produksi tahun 2024 yang berada di angka 292.715 ton GKG. Jadi, angka produksi yang ada masih sangat jauh dari target.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Rosmala Dewi, SP, M.Si, mengatakan, penyebab utama ketidaktercapaian target produksi ini akibat dampak dari fenomena El-Nino yang terjadi sejak 2023 hingga pertengahan 2024.
"Kondisi perubahan iklim ini mempengaruhi pola tanam dan mengurangi hasil panen, khususnya di masa pematangan padi," kata Rosmala Dewi.
Selain gangguan perubahan cuaca akibat El-Nino, di tahun 2024 juga menghadirkan serangkaian masalah pertanian, salah satunya kegagalan produksi padi yang disebabkan oleh bencana alam.
Di tahun 2024, setidaknya ada sebanyak 218 Hektare lahan mengalami puso akibat kekeringan yang melanda 35 Hektare lahan pertanian di Kabupaten Bengkulu Selatan. Lalu ada banjir bandang yang merusak lahan pertanian seluas 178 Hektare di Kabupaten Lebong dan adanya serangan hama yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Tengah yang merusak 5 Hektare sawah.
BACA JUGA:Mendes Yandri Susanto Evaluasi Pendamping Desa
"Kondisi El-Nino sangat memperburuk keadaan pertanian padi karena menurunkan ketersediaan air yang sangat penting selama proses pematangan padi. Hal ini menyebabkan penurunan hasil yang signifikan," papar Rosmala Dewi.
Lebih jauh, walaupun kondisi di tahun 2024 mengalami penurunan produksi dan menghadapi berbagai tantangan, Pemprov Bengkulu dan jajaran tidak hanya tinggal diam saja. Beberapa langkah strategis telah diambil pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi padi.
Upaya yang dilakukan tersebut seperti memberikan bantuan benih padi yang dialokasikan melalui APBD Provinsi yang mencakup pembibitan pada lahan seluas 1.000 Hektare. Serta bantuan yang dialokasikan dari dana pusat untuk mengakomodir lahan seluas 27.671 Hektare.
"Lalu ada program Padi Biofortifikasi yang didukung oleh APBD Provinsi untuk lahan seluas 1.000 Hektare. Serta sumber anggaran dari pusat untuk lahan seluas 11.727 Hektare," sampai Rosmala Dewi.
Selain itu, Pemprov Bengkulu juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi dengan meningkatkan Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan memaksimalkan potensi lahan terlantar, replanting, dan memperbaiki sistem irigasi yang rusak.
"Juga ada kegiatan Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) melalui intensifikasi pola tanam dan peningkatan produktivitas dengan mengadopsi teknologi pertanian modern dan metode yang lebih efisien," ujar Rosmala Dewi.
Lebih lanjut, Rosmala Dewi optimis bahwa meski tantangan iklim dan bencana alam masih menjadi ancaman dalam peningkatan produksi padi di wilayah ini, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya dapat membantu Bengkulu mencapai target produksi padi.