Lokasinya di Kecamatan Kabawetan, Bangunan Sekolah Pertanian di Atas Lahan Seluas 148 Ha Tidak Dimanfaatkan
LAHAN : Warga berkumpul saat menolak kebun kopi dijadikan bangunan sekolah berapa tahun lalu.--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Sangat disayangkan, bangunan sekolah yang sejatinya diperuntukkan untuk kepentingan pendidikan anak bangsa nyatanya hanya jadi bangunan megah namun tidak terawat dan terbengkalai. Padahal diketahui, bangunan sekolah Pertanian Pertanian Pembangunan Negeri di atas lahan seluas 148 hektare telah menghabiskan uang negara hingga ratusan juta rupiah.
BACA JUGA:Ekonomi Masyarakat Merangkak Naik, Angka Kriminalitas di Kepahiang Masih Tinggi, Cek Daftarnya!
Sekarang kondisi bangunan sekolah Pertanian Pembangunan Negeri yang terletak di Desa Air Sempiang Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, sudah ditumbuhi rumput ilalang dan kondisi bangunannya sudah banyak yang rusak.
Padahal untuk melakukan pembangunan sekolah Pertanian Pembangunan Negeri, dulunya mengorbankan lahan perkebunan kopi masyarakat Desa Sempiang dan Tugu Rejo dengan total kisaran 115 Kepala Keluarga (KK).
Diungkapkan, Miswadi Tokoh Masyarakat Kelurahan Tangsi Baru Kecamatan Kabawetan, bangunan sekolah Pertanian Pembangunan Negeri yang terbengkalai merupakan bangunan SPPpada akhir tahun 2012 lalu. Ketika itu, Bupati Kabupaten Kepahiang yang menjabat mengingatkan supaya warga menyerahkan lahan itu kepada pemerintah untuk melakukan pembangunan sekolah Pertanian Pembangunan Negeri
"Padahal areal itu sejak 1980 sudah menjadi perkebunan kopi warga, dengan lahan yang sudah petani usahakan selama 30 tahun terakhir. Dengan permintaan pemerintah lahan itu diserahkan, tapi kenyataan sekarang bangunan sekolah di atas lahan 148 hektare terbengkalai," ungkapnya kepada Radarkoran.com, pada Rabu 1 Januari 2025.
Menurutnya, pemerintah seharusnya menghormati hak-hak masyarakat dan melindungi sumber-sumber penghidupan petani di wilayah tersebut.
"Dimana kondisinya saat ini sangat miris karena sampai sekarang bangunan itu belum juga termanfaatkan dan sekeliling bangunan sudah ditumbuhi rumput ilalang dan banyak yang rusak, sudah hampir 15 tahun tidak terawat," katanya.
Setidaknya jadi harapan besar masyarakat di Kabupaten Kepahiang bahwa uang rakyat yang dialokasikan untuk pembangunan bisa memberi manfaat seutuhnya untuk kemajuan warga Kabawetan khususnya
"Kalau memang bangunan tersebut tidak cocok untuk sekolah, pemerintah daerah bisa mencari solusinya, bisa untuk infrastruktur penunjang pengembangan wisata di Kabawetan salah satunya," demikian Miswadi