Indonesia Dapat Pinjaman Bank Dunia Rp 10,6 T, Salah Satunya untuk Kementerian ATR/BPN

Kementerian ATR/BPN salah satu kementerian yang mendapatkan kucuran pinjaman Bank Dunia--TANGKAPAN LAYAR

Radarkoran.com - Pemerintah Republik Indonesia mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) sebesar US$ 658 juta atau setara Rp 10,6 triliun (kurs Rp 16.214). 

Pinjaman tersebut diberikan ketiga kementerian/lembaga, yakni Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Badan Informasi Geospasial dan Kementerian Dalam Negeri.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri ATR/BPN Nusron Wahid. Nusron mengatakan dana tersebut diberikan untuk kurun waktu 5 tahun ke depan.

"Dari Bank Dunia kan selama 5 tahun, itu kan US$ 658 juta untuk 3 kementerian, ATR/BPN, BIG, sama Mendagri," kata Nusron di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembagunan Kewilayahan (IPK), Jakarta Pusat, Rabu 8 Januari 2025

Untuk kementerian yang dipimpinnya, Nusron menyebut menerima dana pinjaman sebesar US$ 353 juta atau setara Rp 5,7 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk penyusunan rencana detail dan tata ruang (RDTR) hingga pemetaan tanah, terutama untuk pemetaan tanah yang memang belum dipetakan.

BACA JUGA:Tak Perlu Bingung, Begini Cara Daftar BPJS Gratis Secara Online

"Kita US$ 353 juta. Itu (dana) pertama untuk penyusunan RDTR. Kemudian yang kedua untuk peta kadastral. Terutama untuk pemetaan tanah-tanah yang belum ada petanya," jelas Nusron.

Dia juga menjelaskan anggaran itu digunakan untuk tapal batas dengan kawasan hutan dan lahan transmigrasi. Selain itu, Nusron menyebut pemetaan dan pendaftaran tanah adat.

"Tapal batas dengan transmigrasi supaya nggak tabrakan dengan lahan transmigrasi. Kemudian pemetaan dan pendaftaran tanah adat ulayat supaya nggak terjadi masalah. Kemudian sistem informasi pertanahan. Udah itu aja," imbuh Nusron.

Pinjaman dari Bank Dunia bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia. Jika dikelola dengan baik, dana ini dapat memberikan manfaat besar bagi sektor agraria dan tata ruang. Namun, jika tidak, justru akan menjadi beban bagi negara di masa depan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan