Pembangunan PSN SPAM Kobema Proses Komisioning

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso--GATOT/RK

Radarkoran.com - Pembangunan infrastruktur Program Strategis Nasional (PSN) di Bengkulu berupa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Kota Bengkulu, Bengkulu Tengah dan Seluma (Kobema) telah memasuki proses penyelesaian dan saat ini pada tahap komisioning. 

Komisioning adalah proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen operasional infrastruktur yang telah dikerjakan berfungsi dengan baik. Komisioning dilakukan mulai dari perencanaan, desain, konstruksi, implementasi, hingga instalasi.

"Untuk pengerjaan SPAM Kobema sudah selesai. Saat ini tinggal komisioning, karena ini proyek keroyokan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso, Kamis 9 Januari 2025.

Ia menuturkan komisioning pertama akan dilakukan oleh Balai Sungai VIII yang melakukan uji coba penyaluran air dari buangan Sungai Musi hingga ke infrastruktur yang menjadi kewenangan Balai Cipta Karya. Ujicoba ini dilakukan untuk melihat aliran dan tekanan air dari pusat pengairan sudah sesuai ketentuan atau belum. 

"Yang dikerjakan Balai Sungai VIII itu sekitar 70 meter elevasinya. Jadi itu masih sistem gravitasi, tanpa bantuan mesin pompa," kata Tejo. 

BACA JUGA:Pemprov Ajukan Lelang 3 Blok Potensi Batubara

Setelah komisioning dari Balai Sungai VIII tidak ada kebocoran dan tidak ada hambatan, maka akan dilanjutkan komisioning yang dikerjakan Balai Cipta Karya. Komisioning ini akan menguji coba pengairan infrastruktur yang dibangun dari Benteng sampai dengan Kota Bengkulu, dari Benteng sampai dengan Seluma, dan dari Benteng sampai dengan wilayah Benteng sendiri. 

"Setelah melakukan komisioning dan lancar tidak ada kebocoran, baru lanjut komisioning yang dikerjakan provinsi. Sistemnya sama, karena tidak ada pakai mesin jadi tekanan air dari awal sampai akhir sesuai perencanaan enggak, baru setelah itu kita langsung komisioning yang dikerjakan oleh Kabupaten/kota, sampai enggak ke masyarakat. Setelah itu semua dilalui, baru kita lakukan serah terima dari Balai Sungai VIIi ke Balai Cipta Karya dan ke Provinsi," tutur Tejo. 

Dirinya berharap debit curahan air dari sumber air sesuai dengan rencana, karena total elevasi tetap dari benteng (buangan Sungai Musi) sampai dengan Kabupaten Seluma tidak menggunakan mesin dorong atau pompa.

"Seluruhnya masih pakai sistem gravitasi. Dan semua itu kita minta uji coba, setelah itu dilalui baru ada serah terima," imbuh Tejo. 

Sementara itu, terkait dengan infrastruktur yang menjadi kewenangan Pemprov Bengkulu, Tejo menyebut masih menyisakan pembangunan rumah intake atau infrastruktur untuk melindungi mesin bagi air, terutama ke PDAM-PDAM. 

"Pekerjaan yang belum selesai tanggung jawab provinsi itu pembangunan rumah intake dengan nilai pengerjaan Rp 3 miliar," sampai Tejo. 

Sedangkan untuk pemerintah Kota Bengkulu, Seluma dan Benteng, Tejo menyebut masih ada tanggung jawab masing-masing yang telah disepakati. 

"Target di tahun kelima sudah terbagi semuanya dan bisa dilaksanakan. Saat ini kan baru tahun kedua, jadi masih ada 3 tahun lagi untuk kabupaten/kota realisasikan komitmen dan kerjasama atau perjanjian kerjasama yang sudah dilaksanakan dari tahun 2019," tutup Tejo. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan