Disnakeswan Bengkulu Terima 1.000 Dosis Vaksin PMK
Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi. --GATOT/RK
Radarkoran.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu menerima 1.000 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari pemerintah pusat. Alokasi vaksin ini jauh dari jumlah usulan awal sebanyak 61.757 dosis.
"Produksi vaksin itu memang membutuhkan waktu, itu kendalanya. Dan kita baru mendapatkan 1000 dosis," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi.
Syarkawi mengatakan, alokasi vaksin PMK yang telah didapatkan 1.000 dosis itu, akan diprioritaskan untuk Kabupaten Seluma. Sebab, Kabupaten Seluma memiliki jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK paling tinggi di Provinsi Bengkulu.
"Seluma memiliki catatan kasus PMK tinggi. Jadi kita distribusikan dulu ke Kabupaten Seluma untuk mencegah penyebaran virus PMK di wilayah tersebut," kata Syarkawi.
Saat ini di Kabupaten Seluma terdapat 6.220 ekor hewan ternak berkuku belah berisiko terjangkit virus PMK. Sehingga langkah pendistribusian vaksin tersebut bertujuan menjaga kesehatan hewan ternak dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya.
BACA JUGA: Pengadaan Mobil Dinas Gubernur dan Wagub Disesuaikan Kondisi Keuangan Daerah
Sedangkan untuk kabupaten/kota lainnya, Syarkawi menyebut akan menunggu alokasi vaksin PMK tambahan dari pemerintah pusat. Di daerah lain selain Seluma juga membutuhkan vaksin karena telah terdeteksi virus PMK yang sama.
Seperti di Kota Bengkulu telah ditemukan sekitar 16 ekor sapi suspek PMK. Kemudian di Mukomuko juga ditemukan 20 ekor masuk kategori suspek PMK.
"Kita berharap pemerintah pusat terus mendistribusikan vaksin PMK demi memastikan kesehatan ternak, terutama ternak yang masih sehat," sampai Syarkawi.
Lebih jauh, Syarkawi meminta kepada daerah lain yang belum dialokasikan vaksin PMK untuk bersabar. Sebab, tidak hanya di Bengkulu saja yang diberikan alokasi vaksin PMK terbatas, daerah lain di Indonesia juga mengalami kejadian yang sama.
"Kita minta bersabar. Kita tunggu alokasi tambahan dari pemerintah pusat, mudah-mudahan tidak begitu lama lagi," ujar Syarkawi.