BPA di Galon Guna Ulang Bisa Picu Kanker, Ini Penjelasannya
![](https://radarkepahiang.bacakoran.co/upload/c8b79d48b2ec5fe06e3e0bfb73e669d0.jpeg)
Pengunaan galon guna ulang picu kanker--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Bisfenol A (BPA) adalah senyawa kimia yang umum digunakan dalam produksi plastik dan resin. Senyawa ini dapat ditemukan dalam berbagai barang sehari-hari, seperti botol plastik, wadah makanan, kemasan minuman, serta lapisan dalam kaleng makanan dan minuman.
Meskipun telah digunakan selama puluhan, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa paparan BPA bisa berisiko bagi kesehatan, terutama dalam kaitannya dengan potensi pemicu kanker.
Dalam sebuah publikasi di laman National Library of Medicine dalam jurnal berjudul The Endocrine Disruptor Bisphenol A (BPA) Exerts a Wide Range of Effects in Carcinogenesis and Response to Therapy, peneliti menuliskan BPA dikenal sebagai "disruptor endokrin", yaitu senyawa yang dapat mengganggu sistem hormon tubuh.
BPA dapat meniru estrogen, hormon wanita yang berperan penting dalam pengaturan banyak fungsi tubuh, termasuk reproduksi. Ketika BPA memasuki tubuh, ia bisa berinteraksi dengan reseptor estrogen dan memicu reaksi biokimia yang berpotensi memicu pertumbuhan sel kanker, terutama kanker yang dipengaruhi oleh hormon seperti kanker payudara dan kanker prostat.
Beberapa penelitian ilmiah telah dilakukan untuk menyelidiki kaitan antara paparan BPA dan risiko kanker. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa paparan BPA pada tikus hamil dapat memicu perubahan genetik yang berhubungan dengan perkembangan kanker payudara. Penelitian ini menemukan bahwa keturunan tikus yang terpapar BPA selama masa perkembangan prenatal dan pascakelahiran mengalami peningkatan risiko kanker payudara ketika mereka dewasa.
BACA JUGA:8 Tanaman yang Menghalangi Ular Masuk Rumah
Rentan Terpapar BPA di Galon Guna Ulang
Selain itu studi epidemiologi pada manusia yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism meneliti hubungan antara kadar BPA dalam urine dengan kejadian kanker prostat pada pria. Hasilnya menunjukkan bahwa pria dengan kadar BPA lebih tinggi dalam urine mereka cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker prostat.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients, para peneliti menyelidiki hubungan antara konsentrasi bisphenol A (BPA) dalam urine dan antigen spesifik prostat (PSA). Mereka menggunakan kelompok yang terdiri dari 2.768 pria lanjut usia Amerika yang diambil dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) antara tahun 2003 dan 2012 untuk pemeriksaan mereka.
Serangkaian analisis statistik yang terdiri dari regresi (linier tertimbang dan logistik), spline kubik alami (NCS), dan model interaksi mengungkapkan bahwa BPA berkorelasi positif dengan PSA dan, pada gilirannya, kanker prostat. Temuan ini menunjukkan perlunya skrining kanker prostat intensif pada pria lanjut usia Amerika (>75 tahun), terutama mereka yang memiliki konsentrasi BPA dalam urine yang tinggi.
Sebagai langkah pencegahan, banyak negara, termasuk Uni Eropa dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat, telah mengambil kebijakan untuk membatasi penggunaan BPA dalam produk yang bersentuhan langsung dengan makanan dan minuman.