Satpol PP Kepahiang Gelar Operasi Pekat Jelang Ramadhan, Ini Sasarannya!

PEKAT: Operasi pekan yang dilakukan satpol PP Kepahiang tahun 2024 lalu. --JIMMY/RK

Radarkoran.com - Satpol PP PBK Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu akan mulai melaksanakan operasi Penyakit Masyarakat (Pekat). Operasi ini, akan dilaksanakan dalam rangka menyabut bulan suci Ramadan tahun 2025 yang hanya tinggal menghitung hari saja.

Plt. Kasatpol PP PBK Kepahiang, Devison, S.St mengatakan bahwa, untuk saat ini, pihaknya masih merahasiakan jadwal operasi Pekat tersebut. Namun yang jelas operasi ini akan menyasar sejumlah titik, seperti penggunaan atau peredaran minuman keras dan pasangan yang tidak sah.

"Iya nanti kita akan gelar operasi Pekat, hanya saja jadwalnya masih kami rahasiakan. Untuk sasarannya sendiri, seperti penggunaan atau peredaran minuman keras dan pasangan yang tidak sah," ujar Devison, Kamis 20 Februari 2025.

Menurut Devison, belakangan ini, nama Kabupaten Kepahiang sudah tercoreng atas insiden pasangan bukan mukhrim yang tertangkap tangan oleh jajaran Unit PPA, Satreskrim Polres Kepahiang, Polda Bengkulu. Bagaimana tidak, pasangan bukan muhrim ini, ditemukan tengah berduaan tepat di depan kantor Bupati Kepahiang. Perilaku seperti ini lanjut Devison, harus segera diberantas agar perbuatan serupa tidak sampai terulang kembali di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Benglulu.

"Tentu itu sangat memalukan dan mencoreng nama baik daerah kita, apalagi berduaan di depan kantor bupati. Harus segera kita tindak secepatnya, supaya hal serupa tidak terulang kembali," sampainya.

BACA JUGA:Dalih Pacaran, 'Indehoy' Tanpa Paksaan, Kasus Bawah Perut di Kepahiang

Disisi lainnya, Unit PPA, Satreskrim Polres Kepahiang, Polda Bengkulu juga akan terus melakukan penindakan terhadap kasus-kasus seperti ini. Menurut Kapolres Kepahiang, AKBP.M. Faisal Pratama, S.IK, MH melalui Kasat Reskrim, AKP. Dennyfita Mochtar,S.Trk, didampingi Kanit PPA, Aiptu. Dedy SH, peristiwa seperti ini apalagi yang melibatkan anak di bawah umur, dapat merusak masa depan anak-anak tersebut.

"Intinya tetap kita akan monitoring, jangan sampai ada kasus-kasus serupa yang melibatkan anak bawah umur terjadi kembali. Kasihan, masa depan mereka bisa terancam," sampainya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan