Tidak Bawa Bekal, Murid SD di Bengkulu Tengah Dilarang Ikut Belajar

BERADA : SD Negeri 3 Bengkulu Tengah yang ada di wilayah Kecamatan Taba Penanjung menuai sorotan, lantaran oknum gurunya menghukum siswa yang tidak membawa bekal nasi ke sekolah. --Candra/RK
Radarkoran.com - Beberapa hari terakhir ini dunia pendidikan di Kabupaten Bengkulu Tengah menjadi sorotan. Setelah sebelumnya ditemukan ada seorang murid SD kelas V yang belum lancar membaca, dan ada pelajar SD yang diduga mabuk hingga melakukan pengrusakan di sekolah.
Kali ini ada beberapa pelajar salah satu SD di wilayah Kecamatan Taba Penanjung diduga dilarang masuk ke ruang kelas oleh oknum gurunya. Hal tersebut terjadi dikarenakan anak-anak bersangkutan disebutkan tidak membawa bekal makanan ke sekolah. Sementara membawa bekal makanan ke sekolah sudah menjadi kebiasaan di sekolah ini.
Kejadian ini kemudian jadi sorotan, terlebih setelah para orangtua pelajar mengungkapkannya kepada awak media. Menurut orangtua pelajar, anak mereka dilarang masuk kelas, dengan kata lain dilarang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Para siswa tersebut dilarang ikut belajar dari awal hingga jam pulang sekolah.
Lebih lanjut diungkapkan, ada 10 pelajar yang dilarang masuk kelas dan tidak boleh mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang dimaksud yakni SD Negeri 3 Bengkulu Tengah yang berada di wilayah Kecamatan Taba Penanjung. Kejadian murid dihukum dilarang mengikuti pelajaran ini terjadi pada Sabtu 26 April 2025.
Sanksi para pelajar tidak boleh ikut kegiatan belajar mengajar selama satu hari penuh ini memicu kemarahan orangtua murid. Karena, para orangtua murid menilai sanksi yang diberikan oleh oknum guru terlalu berlebihan.
"Bawa nasi atau bekal ke sekolah, itu kan tidak diwajibkan. Kalau anak kami tidak mengerjakan PR atau tidak membawa buku pelajaran ke sekolah, ya kami bisa maklumi kalau mereka dihukum seperti itu," sampai Azmi Kartika salah seorang wali murid, Selasa 29 April 2025.
Dia melanjutkan, setelah pulang dari sekolah, anaknya pun langsung melaporkan kejadian yang dialaminya. Kemudian bersama para wali murid lainnya, Azmi Kartika melayangkan protes ke pihak sekolah melalui grup Whatsapp sekolah.
BACA JUGA:Bengkulu Tengah Butuh Bantuan Puluhan Kontainer dan 2 Armada Sampah
"Laporan anak saya kepada saya, Bu saya tidak disuruh masuk kelas lantaran tidak bawa bekal, itu kata anak saya. Ya menurut kami para orangtua, hukuman seperti itu tidak masuk akal," terang Azmi Kartika.
Terpisah, Kepala SDN 3 Bengkulu Tengah, Basoeki Rachmat mengatakan, kejadian ini terjadi pada pelajar kelas III. Dia menjelaskan, kejadian ini menjadi perhatiannya. "Ada ribut-ribut di group Whatsapp, dan hari ini saya minta seluruh wali murid serta guru yang bersangkutan untuk duduk bersama, ya untuk menanyakan apa yang sebenarnya sudah terjadi," kata Basoeki, Selasa 29 April 2025.
Dia pun berharap, dengan duduk bersama antara guru kelas dan para wali murid, persoalan yang ada dapat diselesaikan dan tidak berlarut-larut.
"Memang pembiasaan membawa bekal itu ada, setiap hari sabtu, paling hanya dua kali sebulan atau sebulan satu kali. Namun, itu dilakukan secara terus menerus. Ya, kebetulan Sabtu kemarin ada yang tidak bawa bekal, terjadilah kejadian seperti itu," paparnya.
Basoeki menambahkan, pemberian sanksi terhadap pelajar yang tidak membawa bekal, diserahkan sepenuhnya kepada guru kelas yang lagi bertugas.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada guru kelas, tujuannya mendisiplinkan. Ya hal itu kita nilai memang perlu, tetapi tetap ada batasan-batasan yang perlu dan diperhatikan," ucap Basoeki.