Mengulas Sejarah Sepeda di Indonesia: Merek Rover jadi Kebanggan

Sejarah sepeda di indonesia--FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - Bersepeda mulai jadi tren transportasi. Tidak hanya sebagai sarana olahraga, sepeda bahkan sudah menjadi alat berekspresi bagi anak muda hingga orang tua.
Setiap akhir pekan, transportasi 'genjot' ini berseliweran di jalanan ibukota. Bahkan tak sedikit orang yang rela merogoh kocek selangit untuk membeli sepeda yang lebih mahal dari motor atau mobil.
Namun, tahukah kamu sejak kapan sebenarnya sepeda mulai eksis di Indonesia?
Faktanya sepeda sudah populer di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Bahasa Jawa sepeda yaitu pit bahkan merupakan serapan dari bahasa Belanda, fiet.
Sejarah keberadaan sepeda di Tanah Air sudah terekam 130 tahun lalu. Jakarta Tempo Doeloe gubahan Abdul Hakim (1989) menyebut sepeda pertama kali muncul di Batavia--sebutan Jakarta zaman kolonial--pada tahun 1890.
Pada waktu itu, Rover menjadi merek sepeda yang paling laku dan jadi kebanggaan pemiliknya. Di toko-toko Pasar Gambir kala itu, Rover dijual seharga 500 gulden.
Sepeda pertama muncul di Batavia pada tahun 1890. Pada waktu itu seperti merek Rover yang harganya 500 Gulden menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi pemiliknya.
BACA JUGA:Cek Disini! Deretan Sepeda Gunung United Terbaik Beserta Spesifikasinya
Namun saat itu, hanya orang Belanda dan saudagar China yang sanggup membeli sepeda di Batavia. Di Pasar Gambir kala itu, seorang Belanda bernama Gruyter yang menjual fiet memiliki tanah lapang yang biasa dipakai bangsawan balap sepeda.
Pada tahun 1937, di Batavia tercatat ada sekitar 70.000 sepeda. Dari jumlah itu, rata-rata satu sepeda dipakai untuk delapan penduduk Jakarta waktu itu.
Tak hanya di Jakarta, dokumentasi foto dari Leiden University Libraries menyebut sepeda kayuh sudah masuk ke Kota Pontianak pada 1890 dan hanya dimiliki keluarga kerajaan.
Ini membuktikan, kala itu sepeda yang umumnya diimpor dari luar negeri masih merupakan barang mewah. Ada beberapa merek sepeda yang beredar, seperti buatan Inggris; Humber Cross (1901), Raleigh (1939), Phillips (1956), Hercules (1922). Sedangkan lansiran Belanda misalnya Rover (1890), Batavus (1920), Gazelle (1925), Valuas (1940), Master (1950).
Beberapa model sepeda klasik pun masih dikenal dan diburu hingga kini, salah satunya 'Onthel Veeno'. Pada masa Orde Lama, Presiden Sukarno sempat melarang peredaran sepeda buatan Barat dan pasarnya pun diramaikan merek China, seperti Butterfly dan Phoenix.
Rangka sepeda merek dari Negeri Tirau Bambu ini lebih ringan dan lebih kecil dari sepeda Eropa, sehingga sesuai dengan postur orang Indonesia. Kala itu sepeda itu juga populer disebut sepeda jengki atau sepeda kumbang.