Beijing Amerika

Beijing Amerika--DISWAY
''Lebih murah'' itu sebenarnya masih mahal juga untuk ukuran dibandingkan dengan dulu. Saya pun mengeluh. Kok sekarang pergi-pergi lebih mahal.
Terpaksa saya banding-bandingkan: penerbangan apa yang paling murah. Lalu rute mana yang paling miring.
Pilihannya: Cathay Pacific (lewat Beijing-Hong Kong-New York), All Nippon Airways (Beijing-Tokyo-New York), Japan Airlines (Beijing-Tokyo-New York), atau Korean Air (Beijing-Seoul-New York).
Saya lirik juga harga tiket kalau lewatnya ke arah barat. Ada Emirate (Beijing-Dubai-New York). Atau Qatar Airways (Beijing-Doha-New York). Harganya dua kali lipat.
Akhirnya pilihan jatuh ke Cathay –yang lewat Hong Kong. Hampir Rp 10 juta lebih murah. Cepat-cepat saya putuskan. Kalau cari-cari terus keburu harganya naik lagi.
Setelah keputusan dibuat rasanya lega. Rasanya seperti baru saja berhasil membuat langkah penghematan yang besar.
Padahal selisih Rp 10 juta itu belum tentu riil. Pesawat dari Beijing terbangnya sore. Tiba di Hong Kong sudah pukul 20.00. Sedang pesawat Hong Kong ke New York masih besoknya, tengah hari.
Tidak masalah. Saya bisa tiduran di business lounge Cathay. Toh enak sekali. Luas. Makanan apa saja ada. Mulai mie wonton sampai nasi goreng.
Apalagi jenis minumannya. Banyak banget –meski akhirnya hanya minum air putih hangat.
Ada Wi-Fi. Banyak sofa, kursi untuk tiduran, kursi bar. Bisa mandi. Kamar mandinya banyak. Lengkap dengan peralatan mandi sampai handuknya.
Satu malam di situ tidak akan terasa. Paginya bisa mandi lagi. Toh hanya membawa satu tas kecil.
Memang ada hotel di dekat bandara. Regal. Tinggal jalan kaki. Tapi harus pasporan. Juga harus bayar. Padahal sudah telanjur bangga baru saja bikin keputusan besar telah berhasil menghemat Rp 10 juta.
Ternyata, setelah mandi malam, saya baru tahu lounge itu tutup pukul 01.30. Baru akan buka lagi pukul 05.00.
Setelah makan-makan saya lihat jam di HP: sudah pukul 23.00. Tidak berani tidur lesehan di kursi. Khawatir keterusan. Ya sudah, menulis naskah untuk Disway saja.
Setelah ''terusir'' di pukul 01.30 saya ke ruang tunggu di dekat gate. Ada ratusan kursi yang kosong. Bisa sandaran di kursi di ruang tunggu ekonomi. Toh banyak juga penumpang yang senasib. Bahkan beberapa wanita bule tidur di lantai dengan pulasnya. Lantai karpetnya tebal.