Dinkes Ingatkan, Waspada DBD Mengancam Warga Kepahiang
DBD : Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kepahiang, Wisnu Irawan, S.Kep, MM mengungkapkan kasus DBD di Kabupaten Kepahiang dan mengimbau supaya masyarakat waspada.--EPRAN/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Kepahiang untuk tetap waspada dari ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu (kadang terjadi hujan dan terjadi panas, red) biasanya membuat penyakit DBD akan mudah menyerang. Sepanjang Januari 2024 ini, Dinkes mencatat ada 10 warga Kabupaten Kepahiang yang terserang DBD dengan sebaran di 3 Puskesmas.
Minggu 28 Januari 2024, Kepala Dinkes Kepahiang, H. Tajri Fauzan, SKM, M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wisnu Irawan, S.Kep, MM mengatakan, dari laporan yang diterima pihaknya, total ada 10 kasus DBD yang terjadi. Ke 10 laporan kasus DBD tersebut diterima dari 3 Puskesmas yakni Puskesmas Pasar Kepahiang, Puskesmas Kelobak, dan Puskesmas Cugung Lalang.
"Ada 10 kasus DBD yang terjadi kita terima dari laporan 3 Puskesmas di Kabupaten Kepahiang. Kemungkinan jumlah kasus lebih dari 10, karena masih ada 12 puskesmas termasuk RSUD Kepahiang yang belum menyampaikan laporan," kata Wisnu.
Menurutnya, dari 10 kasus DBD yang terjadi dengan sebaran di 3 Puksemas di Kabupaten Kepahiang sudah dilakukan penanggulangan. Pihaknya sudah melakukan fogging di sekitaran rumah masyarakat Kepahiang yang terserang DBD. 10 kasus DBD yang terjadi, seluruhnya bisa ditangani dan tidak ada yang menyebabkan kematian. Dengan kondisi cuaca di Kabupaten Kepahiang yang tidak menentu pihaknya menghimbau supaya masyarakat Kepahiang tetap waspada.
"Kita menghimbau supaya masyarakat Kepahiang dan waspada dari ancaman DBD ini. Karena biasanya dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, DBD akan mudah menyerang masyarakat Kabupaten Kepahiang," sampai Wisnu.
Dipaparkan Wisnu, dalam rangka pencegahan supaya efektif masyarakat Kepahiang bisa menerapkan Menguras, Menutup dan Memanfaatkan barang daur ulang (3M), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengubur wadah yang dapat menampung air. Selain itu, juga harus dilakukan pengaturan cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah serta tidur dengan menggunakan kelambu.
BACA JUGA:Ngeri! 12 Warga Weskust Kepahiang Terserang DBD, Ada Anak-anak
"Masyarakat Kepahiang harus PHBS, tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan rumah sendiri. Sehingga jentik nyamuk DBD tidak membesar menjadi nyamuk yang membahayakan," demikian Wisnu.
Untuk diketahui, tahun 2023 lalu Dinkes Kepahiang mencatat terjadi 64 kasus DBD. Dari total kasus yang terjadi seluruhnya bisa teratasi dan tidak ada yang menyebabkan meninggal dunia. Data tersebut diterima Dinkes Kepahiang berdasarkan laporan 14 puskesmas di Kabupaten Kepahiang termasuk laporan RSUD Kepahiang.
Perlu diketahui, pada umumnya seseorang akan mengalami tanda-tanda DBD dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3.
Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat.