Dikira Geng Motor Bawa Celurit, Ternyata Cuma Gagang Sapu

DIAMANKAN : Empat remaja sempat diamankan karena dikira geng motor, lantaran membawa gagang sapu yang sudah dimodif terlihat seperti senjata tajam. --DOK/RK
Radarkoran.com - Ada empat remaja di Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah yang membuat geger masyarakat, setelah video mereka menenteng benda mirip celurit dan berkeliling naik motor viral di Media sosial (Medsos). Aksi tersebut sempat menimbulkan kepanikan lantaran benda yang dibawa tersebut tampak menyerupai senjata tajam.
Akan tetapi setelah para remaja tersebut diamankan petugas Polsek Pondok Kelapa Polres Bengkulu Tengah, fakta mengejutkan terungkap. Apa? Ternyata benda yang dibawa ternyata hanyalah gagang sapu yang dimodifikasi terlihat seperti celurit.
Informasi tersebut dsampaikan Kapolsek Pondok Kelapa, Iptu. Agus Winata bersama Kanitreskrim, Ipda. Rodi Pasah. Dia mengatakan, tiga dari empat remaja tersebut adalah
anak yang masih di bawah umur. Sedangkan satu lagi berusia 18 tahun. Mereka sudah dimintai keterangan lebih lanjut.
"Jadi setelah kami periksa, ternyata bukan celurit sungguhan. Itu hanya gagang sapu yang sengaja mereka bentuk seperti senjata tajam. Mereka cuma ingin terlihat keren di video," sampai Ipda Rodi.
BACA JUGA:Meteran Air PDAM Dicuri, Dirut PDAM Bengkulu Tengah: Tanggungjawab di Tangan Pelanggan
Untuk diketahui, dua dari empat remaja tersebut berasal dari Kota Bengkulu, satu dari Bengkulu Tengah, dan satu lagi dari Bengkulu Utara. Terkait kejadian ini, pihak polisi
sudah memanggil orangtua masing-masing untuk memberikan pembinaan. Keempat remaja tersebut kemudian diserahkan kembali kepada orangtua mereka.
Disinggung tentang kemungkinan keterkaitan dengan aktivitas gengster yang belakangan marak, polisi pun belum dapat memastikannya. Karena selain hanya sejata tajam palsu,
petugas juga mengamankan bendera yang menyerupai simbol geng motor.
"Kami masih melakukan pendalaman, apakah mereka bagian dari geng motor atau tidak. Yang jelasnya kami akan mengambil langkah-langkah pembinaan, serta mencegah aksi serupa terulang kembali. Karena bagaimana pun aksi mereka sudah menyebabkan masyarakat resah," demikian Ipda Rodi.