Kemenag Rejang Lebong Dorong Penerapan Kurikulum Berbasis Cinta

Kemenag Rejang Lebong saat menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Aula MAN Rejang Lebong baru-baru ini--GATOT/RK
Radarkoran.com - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Rejang Lebong mendorong penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di sekolah-sekolah di bawah naungan Kemenag Rejang Lebong.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rejang Lebong, H. Lukman, S.Ag, MH mengatakan jika Kurikulum Berbasis Cinta merupakan salah satu program prioritas dari Kementerian Agama RI yang baru saja diluncurkan oleh Menteri Agama pada 24 Juli 2025 lalu di Makassar.
"Tujuan utama dari kurikulum ini untuk menanamkan nilai-nilai cinta, kasih sayang, dan kepedulian dalam proses pendidikan di madrasah," kata Lukman.
Lebih jauh, kurikulum berbasis cinta merupakan salah satu upaya dalam membangun keberadaban tidak hanya menitikberatkan pada pengetahuan, namun juga melalui kasih sayang.
"Melalui kurikulum ini diharapkan peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki hati yang penuh kasih, menghargai sesama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," ujar Lukman.
BACA JUGA:Pemkab Rejang Lebong Optimistis Paralayang jadi Magnet Wisata Baru
Disisi lain, untuk mengoptimalkan pelaksanaan kurikulum tersebut, Kantor Kemenag Rejang Lebong rutin melakukan sosialisasi melalui berbagai kegiatan seperti Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Aula MAN Rejang Lebong yang mengusung tema “Membangun Peradaban Berbasis Kasih Sayang” dan berlangsung selama dua hari pada 20–21 Agustus 2025.
Workshop yang diikuti oleh 125 peserta yang terdiri dari guru dan kepala madrasah jenjang RA, MI, MTs, dan MA se-Kabupaten Rejang Lebong tersebut menjadi salah satu komitmen bersama untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan madrasah melalui penerapan kurikulum yang lebih humanis dan berlandaskan nilai kasih sayang.
Ditambahkan Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Rejang Lebong, Adrihadi, S.Ag., M.H., pihaknya terus mendorong berbagai kegiatan sosialisasi seperti workshop sebagai wadah untuk memperkenalkan konsep Kurikulum Berbasis Cinta.
"Selain memperkenalkan kurikulum berbasis cinta, kami berharap melalui workshop yang dilaksanakan, para pendidik dapat saling berbagi pengalaman, mempererat kebersamaan, sekaligus membangun semangat kolaborasi untuk mencetak generasi yang berkarakter," singkatnya.