Kominfo Kepahiang Pastikan Website Pemerintah Lebih Aman dan Tidak Gampang Diretas

Kepala Diskominfo Kepahiang--JIMMY/RK
Radarkoran.com-Setelah insiden 2 website milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang yang diretas oleh hacker dan disusupi oleh situs Judi Online (Judol), kini Pemkab Kepahiang sudah mulai lebih aware atau waspada.
Kepala Diskominfo Kabupaten Kepahiang, Dicky Iswandi, ST menuturkan bahwa, untuk saat ini Pemkab Kepahiang telah menyematkan beberapa proteksi agar website milik pemerintah ini, tidak mudah disusupi oleh para hacker.
"Memang tidak bisa kita pungkiri, beberapa waktu yang lalu kita sudah 2 kali kecolongan. 2 website milik BKD dan juga RSUD Kepahiang telah diretas, namun kita pastikan ke depannya tidak lagi. Karena website kita sudah kita sematkan berbagai proteksi dan perlindungan," ujar Dicky.
BACA JUGA:Sempat Disusupi Situs Judol: Ini Alasan Kenapa Website Pemerintah Jadi Sasaran
Menurut Dicky, saat ini Pemkab Kepahiang juga sudah memberikan pemahaman kepada ASN Pemda Kepahiang tentang resiko ancaman judi online pada situs pemerintah daerah kabupaten Kepahiang. Dinas Kominfo Kepahiang menggelar sosialisasi antisipasi backlink Judi Online.
Pada momen itu, Dicky menyebutkan bahwa agenda tersebut sangat penting dilaksanakan dalam rangka melindungi citra pemerintah. Para bandar situs judi online sering melakukan peretasan terhadap situs pemerintah untuk mempromosikan judi online.
"Sosialisasi sudah kita lakukan, kita harap seluruh operator atau pengelola website selalu jeli dengan potensi serangan hacker," sambungnya.
Sekadar mengulas bahwa, Website milik pemerintah Kabupaten Kepahiang (Pemkab) Kepahiang, khususnya milik RSUD dan juga BKD Kepahiang sempat eror lantaran disusupi oleh situs Judi Online (Judol). Kepala Dinas Kominfo Kepahiang, Dicky Iswandi, ST menuturkan bahwa website milik pemerintah daerah tersebut, menjadi sasaran untuk disusupi judol karena ada berbagai faktor.
BACA JUGA:Website Resmi RSUD Kepahiang Beralih ke Situs Judol: Begini Penjelasan Dirutnya!
Menurut Dicky, salah satu faktor utamanya adalah lantaran ada hacker yang mencoba untuk mengakses website OPD yang bersangkutan dan ingin diubah menjadi situs judol.
"Karena ada plug-in yang masuk ke dalamnya sehingga situs kita menjadi teretas. Kami juga mempertimbangkan adanya aktivitas hacker yang memang menyasar website pemerintah ini untuk dijadikan sebagai situs judol," demikian Dicky.